Honda

Beras Dusun Pagaralam Mulai Langka dan Mahal

 Beras Dusun Pagaralam Mulai Langka dan Mahal

Penjual beras dusun di Pasar Tradisional Kota Pagaralam-Eko-palpres.com

PAGARALAM. PALPRES.COM - Beras asli PAGARALAM dan sekitarnya atau oleh masyarakat lazim disebut beras dusun, dalam sepekan terakhir ini semakin langka alias susah diperoleh di pasaran. 

Selain itu harganya mulai mahal, termasuk dari para petani. 

Pada beberapa agen dan pengecer sembako beras dusun tidak dijumpai lagi. 

Mayoritas beras yang ada di pasaran berasal dari luar Pagaralam.

BACA JUGA: Dunia Internasional Akui Tiga Tahun Indonesia Swasembada Beras

Juharsyah, seorang pedagang beras eceran mengungkapkan, kenaikan harga beras dusun baru terjadi bulan ini.

"Baru bulan ini memasuki musim penghujan. 

Dua pekan lalu masih bisa diperoleh sedikit, tetapi kini sudah sulit didapat.

Kalaupun ada harganya sudah mahal," katanya.

BACA JUGA:Indonesia Swasembada Beras, Begini Tanggapan dan Harapan Petani Milenial

Hal ini berbeda ketika beberapa bulan lalu. 

Beras dusun masih banyak dan gampang diperoleh di pasaran, seperti di penggilingan padi yang ada atau dari petani langsung.

"Saat ini dari tangan petani saja harganya sudah Rp10ribu per kg. 

Jumlah hasil panen juga sedikit. 

BACA JUGA:Harga Beras Lokal di Pagaralam Stabil

Petani lebih banyak memakai sendiri hasil panennya daripada dijual. 

Karena untuk mereka saja kebutuhan masih kurang," terangnya.

Harga terakhir di pasaran saat ini berkisar Rp 11ribu -Rp 12 ribu. 

Dibandingkan harga beras luar memang sedikit lebih mahal, namun masyarakat Pagaralam lebih menyukai beras dusun daripada beras luar.

BACA JUGA:Pemkab Lahat Dorong Pengembangan Pangan Nonberas

"Harga beras dusun kira-kira sebanding dengan harga beras kemasan kualitas super. 

Meskipun harganya cukup tinggi namun rasanya memang lebih enak," imbuh dia.  

Swasembada Beras

Lembaga Internasional, Pusat penelitian beras dunia, International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan terhadap Republik Indonesia yang selama tiga tahun terakhir mampu mencapai swasembada beras secara berturut-turut.

Penghargaan ini diterima langsung oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta.

BACA JUGA:Petani Disarankan Jual Beras ke PUD Agar Dapatkan Harga Sesuai HET

IRRI menilai, Indonesia mencapai swasembada karena mampu memenuhi kebutuhan pangan pokok domestik dalam hal ini beras lebih dari 90 persen.

Diketahui, produksi beras nasional dari tahun 2019 konsisten berada di angka 31,3 juta, sehingga berdasarkan hitungan BPS jumlah stok akhir di bulan April 2022 tertinggi di angka 10,2 juta ton.

"Dan kalau ditanya barangnya ada di mana? ya ada di masyarakat, di petani, di restoran-restoran dan juga juga di Bulog. 

Plus beberapa di industri-industri pangan, inilah yang menyebabkan kenapa Indonesia dinilai memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dan sudah mencapai swasembada pangan," ujar Presiden Ahad, 14 Agustus 2022.  

BACA JUGA:Pascalebaran Harga Beras Dusun Relatif Stabil

Presiden mengatakan, di tengah ancaman krisis pangan di tingkat global, pemerintah Indonesia terus berkomitmen meningkatkan produksi nasional dan menjamin ketercukupan pangan di dalam negeri sekaligus memberikan kontribusi bagi kondisi pangan internasional.

"Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pelaku dan bekerja di sawah, para petani Indonesia atas kerja kerasnya, tentu saja Bupati, Gubernur dan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) yang semuanya bekerja sama dengan riset-riset dari universitas perguruan tinggi yang kita miliki. Ini adalah kerja yang terintegrasi dan kerja gotong royong," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com