Honda

Jokowi Sampaikan Perkembangan Penyaluran BLT BBM Sudah Tepat Sasaran

Jokowi Sampaikan Perkembangan Penyaluran BLT BBM Sudah Tepat Sasaran

Presiden RI Joko Widodo--

JAKARTA,PALPRES.COM- Penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) BBM dan BSU tahap satu sudah berlangsung sejak sepekan terakhir. 

Bagi masyarakat yang berpenghasilan di bawah Rp3,5 juta berkesempatan untuk bisa mendapatkan BLT BBM dan BSU dari pemerintah ini. 

Perkembangan penyaluran bantuan ini disampaikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi). 

Dari data Kementerian Sosial, per tanggal 14 September 2022, PT Pos Indonesia telah menyalurkan BLT BBM di 482 kabupaten kota dengan jumlah 12.701.984 KPM. 

BACA JUGA:8.900 Kepala Keluarga di Prabumulih Siap Terima BLT Subsidi BBM

Jokowi berharap penyerahan BLT BBM bisa tepat sasaran kepada masyarakat yang berhak menerima.

Jokowi menerangkan jika penyaluran BLT BBM ini sudah berjalan sesuai dengan yang diinginkan di setiap daerah di Indonesia. 

"Saya melihat pembagian sudah berjalan dengan baik dan saya ingin pembagian dilakukan secara mudah, cepat dan tepat sasaran," ujar Jokowi saat menyampaikan keterangan pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat 16 September 2022.

Untuk itu, Presiden Jokowi memerintahkan jajarannya untuk mulai membagikan BLT BBM melalui kantor Pos Indonesia serta bantuan subsidi upah.

BACA JUGA:Harga BBM Naik, Dana BLT Bisa Bantu Warga Terdampak

Sementara itu, Begawan ekonomi Rizal Ramli menilai bantuan langsung tunai (BLT) dari pemerintah setelah naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hanya kepentingan pencitraan.

Sebab, menurutnya, angka BLT BBM hanya sebesar Rp 600 ribu untuk empat bulan sehingga tidak cukup meningkatkan kesejahteraan rakyat. 

"Sebab, cuma dapatnya Rp 600 ribu dalam empat bulan, satu bulan, kan, dapat Rp 150 ribu," kata eks Menko Ekuin itu ditemui seusai menghadiri diskusi yang diselenggarakan FEB UI, Depok, Jawa Barat, Rabu (14/9).

Rizal Ramli menyebut BLT BBM tentu tidak bisa digunakan secara maksimal oleh rakyat. Uang itu bahkan tidak cukup membiayai dana transportasi masyarakat. "Bagaimana dengan Rp 5 ribu per hari bisa mengentaskan kemiskinan? Buat uang transpor saja tidak cukup, kan," ujar Rizal Ramli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: