Pasar 16 Ilir Palembang, Dulu hingga Sekarang
Kondisi Pasar 16 Ilir dulu dan sekarang-net-
BACA JUGA:Pasar Talang Kerangan Dibuka Seminggu Sekali, Langsung Diisi Puluhan Pedagang
Kemudian berkembang dengan adanya pembangunan petak permanen khusus untuk para pedagang di pasar ini.
Hingga sampai sekarang.
Istilah itu disebut los-los.
Bagi pedagang yang ingin berjualan, diperbolehkan dengan cara menyewa tempat tersebut (los).
BACA JUGA:Kios Sudah Ada, PKL Pasar Nendagung Pagaralam Masih Membandel
Tentu dengan persyaratan yang ada.
Beralih ke masa kesultanan, tingginya tingkat perdagangan, juga terlihat dari sejarah pemindahan pelabuhan di Palembang pada masa penjajahan Belanda.
Serta dari catatan mengenai banyaknya kapal yang keluar masuk lewat Sungai Musi ke kota ini.
Itulah kenapa dahulu, Jembatan Ampera pada bagian tengahnya bisa di turun naikan ketika ada kapal lewat.
BACA JUGA: Bangkitkan Perekonomian UMKM Melalui Pasar Muslim Festival
Karena dahulu, Pasar 16 ilir sudah menjadi pasar tempat perdagangan yang paling ramah pada masa kesultanan.
Seiring kejatuhan Kesultanan Palembang Darussalam, Belanda membangun pelabuhan yang dinamakan Boom Jeti di depan Benteng Kuto Besak (sekarang Perbekalan dan Angkutan Kodam II Sriwijaya).
Sebelumnya, sudah ada pelabuhan di kawasan 35 Ilir.
Tahun 1914, pelabuhan dipindahkan ke muara Sungai Rendang (kini dikenal sebagai Gudang Garam).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: