Honda

Siber Polda Sumsel Ungkap Kasus Illegal Access, Korbannya Mantan Ketua FKPT Sumsel

Siber Polda Sumsel Ungkap Kasus Illegal Access, Korbannya Mantan Ketua FKPT Sumsel

Mantan Ketua FKPT Sumsel Periansyah menjadi korban illegal access hingga mengalami kerugian puluhan juta rupiah.-muhammad iqbal-internet

PALEMBANG, PALPRES.COM - Keberhasilan penyidik Siber Ditreskrimsus Polda Sumsel mengungkap sindikat penipuan Illegal Access melalui kartu kredit diapresiasi para korbannya.

Salah satunya, dosen yang juga Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Selatan (Sumsel) Periode 2020-2022, Dr Periansyah SE MM yang merupakan korban sindikat asal Jawa Barat dengan iming-iming bakal mendapatkan diskon sebesar 30 persen pada setiap transaksi kartu kredit Bank Mandiri yang dilakukannya.

Ternyata, jangankan diskon, Periansyah malah mengalami tindak pembobolan kartu kredit miliknya mencapai lebih dari Rp49 juta.

"Ini di luar ekspektasi saya, begitu sigap dan cepatnya penyidik Siber Ditreskrimsus mengungkap kasus yang saya alami.

BACA JUGA:Polda Sumsel Cegah Radikalisme dan Intoleransi

Apresiasi saya kepada seluruh jajaran penyidik Siber Ditreskrimsus Polda Sumsel," sebut Periansyah.

Di kesempatan itu, Periansyah berharap apa yang dialaminya ini agar tidak berulang dan dialami pihak lain.

Periansyah yang berprofesi sebagai dosen di salah satu PTS di Palembang ini mengaku tindak penipuan yang dialaminya ini terjadi pada 2 Agustus 2022 silam ketika dia menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai petugas bagian analis kredit Bank Mandiri.

Periansyah mengaku saat menghubungi dirinya, pelaku berkomunikasi dengan gaya bicara layaknya petugas bank.

BACA JUGA: Kapolda Sumsel Berikan Penghargaan ke Media Massa, Salah Satunya Palembang Ekspres

"Pelaku bahkan tahu dan menyebutkan nomor kartu kredit berikut transaksi terakhir saya di kartu kredit tersebut," ungkapnya.

Setelah itu, pelaku mengirimkan SMS berisi kode OTP yang apabila korban berbelanja di sejumlah tenant dan toko tertentu dapat dipakai untuk mendapatkan diskon.

"Setelah saya menerima SMS notifikasi lalu diminta menyebutkan nomor OTP yang ternyata itu pintu masuk untuk membobol kartu kredit saya," sebut Peri.

Selang beberapa jam setelah itu, dirinya kembali menerima telepon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: palpres.com