Citraland
Honda

Kesenian Rebana Mulai Tergerus Zaman, Masih Dilestarikan Warga Pegayut Ogan Ilir

 Kesenian Rebana Mulai Tergerus Zaman, Masih Dilestarikan Warga Pegayut Ogan Ilir

Ilsustrasi Tradisi Kesenian Islam Rebana -Irawan-PALTV.CO.ID- Irawan-PALTV.CO.ID-paltv.disway.id

BACA JUGA:Cindo Nian, 5 Artis Cantik Ini Ternyata Berdarah Palembang

 “Gedang yang digunakan oleh ibu rebana ini berasal dari pemerintah dan teknik memukul gendang juga tidak begitu susah,” ujar Rusdiana, Kamis 8 Desember 2022.

Dilansir dari Republika.co.id, dalam sejarahnya, rebana pertama kali muncul pada abad ke-6 Mesehi saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Makkah ke Madinah.

Saat itu, mereka menyambut Rasulullah SAW dengan rebana sambil bersyair.

Salah satu syair yang dilantunkan saat itu adalah syair yang artinya, "Purnama telah terbit di atas kami, dari arah Tsaniyatul Wada'. Kita wajib mengucap syukur, dengan doa kepada Allah semata."

BACA JUGA: 5 Syarat Angkutan Batu Bara Boleh Beraktivitas di Jambi

Hingga saat ini, para pencinta Nabi Muhammad SAW semakin hari semakin bertambah rasa dan cinta mereka kepada beliau. Dengan menggunakan rebana dan syair, mereka semakin mengenal sosok manusia yang paling dimuliakan Allah SWT tersebut.

Di Indonesia, rebana pertama kali diperkenalkan oleh Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi pada abad ke-13 Masehi. Pada awal masuknya Islam ke Indonesia tersebut, Habib Ali menggunakan rebana dalam rangka misi dakwah menyebarkan agama Islam.

Ia memperkenalkan rebana dan kasidah dengan cara mendirikan majelis shalawat sebagai sarana kecintaan terhadap Rasulullah SAW.

Majelis tersebut kemudian banyak yang menyebar ke daerah Kalimantan dan Jawa. Dalam menyebarkan agama Islam, Habib Ali juga mengarang sebuah buku berjudul Simthu Al-Durar yang memuat kisah perjalanan hidup Rasulullah SAW.

BACA JUGA:10 Jurusan Kuliah Ini Paling Dibutuhkan di Masa Depan, Pilihanmu Ada Gak?

Didalamnya juga terdapat bacaan shalawat-shalawat sehingga kitab itulah yang sering kali dibaca dan diiringi dengan alat musik rebana saat memperingati acara Maulid Nabi SAW.

Sejak saat itu, rebana juga mulai menyebar dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, terutama dalam kesenian musik hadrah dan kasidah.

Kedua kesenian musik itu menjadi media dakwah Islam dan sebagai hiburan dalam acara peringatan hari-hari besar Islam.

Dikutip dari Wikipedia, rebana sendiri adalah gendang berbentuk bundar dan pipih yang merupakan khas suku Melayu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: paltv.disway.id