Honda

Kegiatan Kebersamaan Ala Warga Desa Keban Agung Ketika Masuk Musim Tanam, ini Yang Dilakukan

Kegiatan Kebersamaan Ala Warga Desa Keban Agung Ketika Masuk Musim Tanam, ini Yang Dilakukan

PERBAIKI IRIGASI : Kades Keban Agung dan warga sedang memperbaiki pintu irigasi, Ahad 1 Januari 2023.-Foto : PEMDES KEBAN AGUNG FOR PALPRES.COM-

LAHAT, PALPRES.COM - Musim tanam padi di Desa Keban Agung, Kecamatan Kikim Selatan, Kabupaten Lahat dimulai, akan tetapi, untuk mengaliri lahan sekitar 1.000 hektar (Ha) sawah diperlukan air yang bersumber dari Sungai Ayek Pangi.

Kepala Desa (Kades) Keban Agung, Fitra Juanda membenarkan, untuk menanam padi, masyarakat terlebih dahulu harus membendung secara manual Ayek Pangi, dengan menggunakan bebatuan dan juga memperbaiki pintu irigasi.

"Kami harus menyusun batu dulu, sehingga debit air meningkat dan mengisi pintu irigasi akan dilewati air sungai," terangnya, Ahad 1 Januari 2023.

Dirinya menambahkan, irigasi sepanjang 200 meter tersebut, memang berdekatan dengan aliran sungai, hanya saja, dikarenakan debitnya kurang maka air pun tidak bisa masuk ke sawah.

BACA JUGA:Waspadai Kabel Menjuntai dan Tiang Listrik Miring di Keban Agung

"Oleh sebab itulah, pintu masuk air mesti diperbaiki sehingga air bisa masuk dan mengalir melewati saluran irigasi," ungkap Fitra Juanda.

Fitra Juanda mengemukakan, sekitar 80 persen mata pencaharian penduduk disini, bertopang terhadap kegiatan menanamkan padi di sawah.

"Pendek kata, masyarakat sangat bergantung terhadap persawahan yang luasan 1.000 Ha," paparnya.

Dirinya berharap, kedepan agar sekiranya pintu irigasi yang ada untuk diperbaiki, sehingga air Ayek Pangi yang memang menjadi sumber pencaharian warga masuk ke dalam.

BACA JUGA:5 Film Hollywood yang Tayang pada 2023, Nomor 4 Sangat Ditunggu Penggemarnya

"Untuk itu, semoga kedepannya bisa membantu petani dan aliran air masuk secara normal dan lancar, dan tidak harus dibendung terlebih dulu menggunakan bebatuan," pungkas Fitra Juanda.

Senada, Camat Kikim Selatan, Hermansyah HB SE menuturkan, memang ada beberapa desa yang beraktifitas sebagai petani di sawah, yang capaian luasannya hingga ribuan hektar.

"Betul, sebelumnya mereka harus membendung aliran sungai secara manual dulu, setelah debit air naik barulah air masuk ke dalam pintu irigasi dan mengalir ke areal persawahan," sebutnya.

Dirinya meminta, agar kepada masyarakat yang mata pencaharian sebagai petani, harus bersabar dan tetap semangat sehingga bisa menjadi penopang roda perekonomian mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: