Honda

Menolak Tua, Miliarder Ini Rogoh Rp29,9 Miliar Demi Menjadi Remaja Lagi, Ini Hasilnya

Menolak Tua, Miliarder Ini Rogoh Rp29,9 Miliar Demi Menjadi Remaja Lagi, Ini Hasilnya

Bryan Johnson, miliarder asal Amerika Serikat, menghabiskan hingga USD2 juta atau sekitar Rp29,9 miliar setahun untuk menjadi remaja lagi. -Instagram/@bryanjohnson_/Geiska Vatikan Isdy-

3. Menu sarapan, makan siang dan makan malam Bryan seluruhnya terbuat dari bahan-bahan nabati. 

Sebab dia harus mengikuti diet vegan yang diawasi ketat.

4. Sebelum tidur, pendiri dan CEO Kernel, sebuah perusahaan yang dapat memantau dan merekam aktivitas otak ini, memakai kacamata yang bisa menghalangi paparan cahaya biru selama dua jam. 

Dia juga terus memonitor tanda-tanda vital tubuh dan menjalani pemeriksaan kesehatan setiap bulan seperti USG, MRI, kolonoskopi dan tes darah.

5. Saat tidur, Bryan terhubung dengan mesin khusus yang bisa menghitung jumlah ereksi di malam hari. 

Ayah tiga anak ini setiap hari menimbang berat badan, menghitung indeks massa tubuh, lemak tubuh, kadar gula darah dan detak jantung.

 

Bryan terobsesi untuk menjadi muda kembali. 

Rupanya hal itu dipicu oleh gangguan mental dan fisik yang dialaminya di masa lalu. 

Sebelum jadi miliarder, dia sempat kelebihan berat badan, depresi dan nyaris bunuh diri akibat stres berlarut-larut dan jam kerja yang terlalu panjang.

"Saya sudah merawat atlet dan selebriti Hollywood. Tidak ada yang tekadnya sekuat Bryan," ujar Jeff Toll, dokter penyakit dalam yang jadi bagian dari tim medis Bryan.

Sementara Oliver Zolman, salah satu dokter yang juga terlibat dalam Project Blueprint, mengungkap bahwa tujuan Bryan adalah membuktikan bahwa manusia bisa mengurangi usia medis dari setiap organ manusia hingga 25 persen. 

Secara medis, belum ada di belahan bumi manapun seseorang yang berusia 45 tahun punya usia organ seperti 35 tahun.

"Jika kita akhirnya dapat membuktikan secara klinis dan statistik bahwa Bryan telah membuat perubahan itu, maka itu akan membawa efek yang sangat besar sehingga bisa mengintervensi (usia) dan melampaui apa yang mungkin secara genetik," pungkas Oliver. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: