AYO! Pesan Penting Apa yang Disampaikan Bupati Lahat Terkait Antisipasi Karhutla
PERIKSA KELENGKAPAN : Bupati Lahat, Cik Ujang SH didampingi Wabup dan Forkompimda memeriksa kelengkapan peralatan karhutla, Senin 30 Januari 2023.-Bernat Palpres.com-
LAHAT, PALPRES.COM – Kendati intensitas curah hujan masing tinggi, namun Pemkab Lahat sangat serius dalam mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), ketika memasuki musim kemarau panjang.
Bupati Lahat, Cik Ujang SH meminta kepada instansi terkait, TNI/Polri dan pihak ketiga, untuk bersiap-siap menghadapinya.
"Saya meminta kepada organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, dan pihak ketiga sama-sama berpartisipasi ikut serta didalamnya," ungkapnya, Senin 30 Januari 2023.
Dirinya menambahkan, puncak musim penghujan ini dimulai Desember 2022 hingga Februari 2023. Dan selepas itu musim panas panjang pun akan tiba.
BACA JUGA:Nama Penerima Bansos PKH 2023 Tahap 1 Lihat Disini, Hanya Pemilik KIS 4 Tipe KK Ini yang Bisa Dapat!
"Karhutla ini tentunya menjadi suatu permasalahan serius, dimana, titik api (Hotspot) akan terdeteksi dari satelit, dan perlunya kerjasama untuk penanganannya," sebut Cik Ujang.
Cik Ujang menambahkan, berdasarkan geografi dan topografi, memang Bumi Seganti Setungguan ini terdiri dari kawasan perbukitan dan hutan yang rentan sekali.
"Disinilah dibutuhkan kerjasama, mulai dari tingkat kabupaten hingga pemerintah desa (Pemdes), sehingga kelestarian hutan dan lahan pun terjaga dengan baik," urainya.
Dirinya meminta, memasuki musim panas nantinya, untuk tidak melakukan aktifitas yang dapat menyebabkan terjadinya kebakaran, sehingga menimbulkan polusi asap.
"Disinilah dibutuhkan kerjasama, dan kekompakan baik Babinsa, Bhabinkamtibmas, Pemdes, dan warga itu sendiri guna mencegah sebelum terjadi," tegas Cik Ujang.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lahat, Drs H Ali Apandi MPdi melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan, Debby Anggraeny ST MT menerangkan, sejauh ini pada 2021 kejadian karhutla hanya ada 5 kasus, sedangkan sepanjang 2022 tercatat satu titik api.
"Alhamdulillah, dua tahun belakangan ini untuk karhutla sangat kecil kejadiannya, tetapi, kita tetap mewaspadai segala bentuk yang dapat menjadi pemicu kebakaran," sebutnya.
Ia mengemukakan, semuanya ini tidak lepas dari kerjasama, bahu membahu jangan sampai hutan dan lahan terbakar, dan menimbulkan hotspot baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: