Bertemu Peserta Raimuna Daerah VIII Sumsel, Hj Yetti Oktarina Titip Pesan Ini
Ketua Tim Penggerak PKK Kota Lubuklinggau Hj Yetti Oktarina Prana memberikan materi kesehatan reproduksi kepada peserta Raimuna Daerah VIII Kwartir Gerakan Pramuka Sumsel di Bumi Perkemahan Silampari--
LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Ketua Tim Penggerak PKK Kota Lubuklinggau, Hj Yetti Oktarina Prana memberikan pesan kepada peserta Raimuna Daerah (Raida) VIII Kwartir Gerakan Pramuka Sumsel tahun 2023 di Bumi Perkemahan Silampari, Kota Lubuklinggau, Jumat, 19 Mei 2023.
Dalam paparannya, mantan anggota DPRD Kota Lubuklinggau ini menyampaikan kesehatan reproduksi remaja sangat penting untuk diperhatikan.
"Kalian adalah generasi berencana yang merencanakan masa depan kalian dengan baik serta harus memahami dengan baik tentang Kesehatan reproduksi. Sex adalah jenis kelamin bukan hubungan antara kelamin sebagaimana yang dipahami selamai ini. Sehingga belajar memahami dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang sex dapat membantu remaja memiliki kontrol diri yang baik dalam menjaga kesehatan reproduksi,"tegasnya.
Dijelaskan Hj Yetti Oktarina Prana, orientasi seksual bisa macam-macam, ada yang berhubungan sesama jenis dikarenakan adanya pergeseran nilai dan budaya, hal ini sangat berbahaya dan perlu dihindari, ada tiga tahapan usia remaja, yakni awal usia 10-12, remaja madya 13-15, remaja akhir 18-19, dimana dorongan kuat serta rasa ingin tahu ada di nomor satu dan kedua serta berkurang pada fase ketiga seiring bertambahnya pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi.
BACA JUGA:Wabup OKU Timur Serahkan Bantuan Program Wirasantri, Ini Tujuannya
Fungsi nilai dan pemahaman yang baik tentang kesehatan reproduksi dapat membantu remaja mengontrol diri dari gairah dan hasrat coba-coba untuk memenuhi rasa ingin tahu, pengetahuan yang cukup membuat remaja memiliki kontrol diri yang baik agar terhindar dari hal negatif.
"Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat baik sosial, fisik, dan mental yang berkaitan dengan fungsi reproduksi, peran dan sistem reproduksinya, maraknya pergaulan bebas karena faktor kurangnya pengetahuan remaja tentang pendidikan kesehatan reproduksi, peran teman sebaya, forum genre dan duta genre, tujuannya agar sikap dan perilaku remaja tentang kesehatan reproduksi dapat lebih baik," urainya.
Diungkankannya, data di RSCM (2018) menunjukan bahwa sekita 15 persen dari kasus IMS baru yang dilaporkan, terdiri dari anak berusia 12-22 tahun, IMS adalah penyakit infeksi kelamin menular, perkembangan hormonal khas remaja rentan terhadap IMS dan resiko menyebarnya IMS dan resiko penyebaran IMS seperti gonore, klamidia, hingga yang paling para HIV/aids dikalangan remaja.
Cara cegah IMS pada remaja dengan menjaga kebersihan organ genital, hindari seks pranikah, jadilah pemuda cerdas dengan pemahaman yang baik dan masa depan yang terencana.
"Perlu dihindari juga adalah pornografi yang dapat merusak otak dimana kita akan sulit membedakan itu nyata atau fantasi yang dapat mempersulit untuk menjadi orang yang cerdas," pungkasnya. (frs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: