Citraland
Honda

Pemberontakan Wagner Disebut Setingan, Mantan KASAD Inggris: Rusia Incar Invasi Ukraina Lewat Belarus

Pemberontakan Wagner Disebut Setingan, Mantan KASAD Inggris: Rusia Incar Invasi Ukraina Lewat Belarus

Ilustrasi Pasukan Bayaran Wagner Group--eurasiantimes.com

LONDON, PALPRES.COM - Kegagalan Pasukan Bayaran Wagner Group melakukan kudeta di Rusia dan pindahnya Bos Wagner Group Yevgeny Prigozhin ke Belarus, mengundang kecurigaan Inggris.

Inggris menuding konflik antara Rusia dan Pasukan Bayaran Wagner Group adalah drama, untuk mencari jalan invasi Ibukota Ukkraina Kiev melalui Belarus.

Pensiunan jenderal top Inggris Richard Dannatt yang merupakan mantan Kepala Saf Angkatan Darat Inggris, meragukan kepindahan Bos Wagner Group Prigozhin ke Balarus bila hanya untuk diasingkan. 

Richard menuduh bahwa Prigozhin akan melakukan invasi lewat Belarus, dikarenakan adanya kecurigaan gerak-gerik dari Wagner Group di dekat Belarus dan ditambah pengurangan hukuman dari pidana dari Wagner Group. 

BACA JUGA:GERCEP! Daftar Kampus Terbaik Banyak Jurusan Tapi Sepi Peminat, Peluang Masuk Lewat Jalur Mandiri Besar

Richard menambahkan, setelah berakhirnya kudeta, Bos dari Wagner Group Prigozhin tidak pernah terlihat lagi.

Terakhir kali terlihat Prigozhin sedang berada di Belarus. 

Kesepakatan Perdamaian Prigozhin dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pun belum terkuak secara resmi.

Fakta yang nyata, bahwa penengah antara Moskow dan Wagner Group adalah Presiden Belarus yang merupakan teman dekat kedua pemimpin itu. 

BACA JUGA:5 Gunung Api Paling Berbahaya Untuk Didaki di Indonesia, Nomor 3 Tertinggi di Pulau Sumatera

"Kita lihat saja fakta ya, Prigozhin ke Belarus itu merupakan keprihatinan,  kita tidak pernah tahu apa yang akan di akukan Rusia," kata Richard dalam Wawancara Sky News. 

Richard juga menambahkan, bahwa kemungkinan besar Rusia untuk menggunakan Wagner Group untuk mengambil Ibukota Ukraina terbuka lebar. 

"Kita lihat saja,  bila saja Prigozhin mempertahankan posisi ya di Balarus, tentunya akan ancaman yang amat besar kepada sayap kanan, Ukraina yang paling dekat dengan Kiev, " tuturnya. 

Hal ini didukung masih berlanjutnya invasi Rusia ke Ukraina, walaupun  Polemik yang terjadi di internal di Moskow dan tak ada laporan berkurangnya kekuatan militer Rusia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: