Kisah Orang Tua Durhaka di Zaman Umar bin Khattab, Tidak Menuntun Anaknya Mengenal Al Qur'an
Kisah orang tua durhaka di zaman Umar bin Khattab--
LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Menjadi seorang bapak ataua ayah memiliki tanggungjawab terhadap istri dan anaknya, dimana tanggungjawab tersebut meliputi memberikan nafkah lahir dan batin.
Tidak jarang orang tua hanya mencukupi nafkah lahir saja, tapi melupakan naflah batin dan ajaran agama Islam dengan baik dan benar, para orang tua tidak sadar bahwa ada sebutan untuk orang tua durhaka, dimana semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT kelak.
Kisah penuh inspirasi dibawh ini semoga dapat memberikan kita pemahaman atas tugas dan tanggungjwab besar kita sebagai seorang suami atau ayah.
Pada zaman pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ada seorang ayah yang membaw anaknya untuk menghadap Amirul Mukminin Umar Bin Khattab.
BACA JUGA:Harumkan Polda Sumsel di Kancah Nasional, ‘Black Sweet’ Raih Prestasi Ini
Di hadapan Umar bin Khattab, orang tua tersebut meminta Amirul Mukminin menasihati anaknya yang dianggap durhaka kepadanya.
"Wahai Amirul Mukminin, mohon nasihati dia," pintanya.
Kemudian Umar bin Kahttab menasihati anak tersebut "Apa kamu tidak takut kepada Allah SWT, sebab ridha- Nya tgergantung ridah orang tuamu?" tanya Umar.
Tidak disangka anak itu balik bertanya kepada Umar "Wahai Amirul Mukminin, apakah perintah anak berbakti kepada orang tua, ada jjuga perintah atau ajaran orang tua bertanggung jawab kepada anaknya?" tanyanya.
BACA JUGA:Usai Jabatan Kades Jadi 9 Tahun, Kini DPR Sahkan UU Kesehatan, Bagaimana Hak-Hak Nakes?
Umar bin Khattan lantas menjawab "Ya, benar ada, seharusnya seorang ayah menyenangkan dan mencukupi nafkah istri dan anak-anaknya, kemudian memberikan nama yang baik kepada putra-putrinya, mengajari mereka Al Qur'an dan ajaran agama," tegas Umar.
Medengar penjelasan Umar bin Khattab, lalu anak itu kembali berkata"Jika demikian, ayahku tidak sayang kepada ibuku yang diperlakukannya seperti hamba sahaya, dimana sesekali ayahku mengluarkan uang sebanyak 400 dirham untuk menebus ibuku, dia juga tidak menamaiku dengan nama yang baik, aku dinamai dengan JUALA (jadian), dan dia juga tidak mengajariku mengaji Al Qur'an, satu ayat pun," bebernya.
Seketika itu Umar bin Khattab berpaling, matanya memandang tajam ke arah orang tua anak itu, sambil berkata: "Kalau begitu bukan anakmu yang durhaka, tetapi kamulah orang tua durhaka," tegas Umar Bin Khattab. (frs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: