Honda

Al-Battani, Ahli Astronomi dan Matematikawan Muslim yang Berpengaruh pada Ilmu Pengetahuan Dunia

Al-Battani, Ahli Astronomi dan Matematikawan Muslim yang Berpengaruh pada Ilmu Pengetahuan Dunia

Al-Battani, Ahli Astronomi dan Matematikawan Muslim yang Berpengaruh pada Ilmu Pengetahuan Dunia--www.laduni.id

JAKARTA, PALPRES.COM - Pada abad pertengahan banyak ilmuwan muslim yang ternama di dunia. 

Salah satunya adalah, Al-Battani yang merupakan ahli astronomi dan matematikawan muslim yang cukup berpengaruh pada ilmu pengetahuan dunia saat itu guys. 

Dikutip oif.umsu.ac.id, nama lengkap Al-Battani adalah Abu Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan al-Raqqi al-Harrani al-Sabi al-Battani. Ia lahir di Harran, Turki pada sekitar tahun 858 Masehi. 

Di Benua Eropa, nama “Al-Battani” disebut “Albategnius”.  

BACA JUGA:Cair Langsung 3 Bulan, BLT Rp900.000 untuk Wilayah Ini

Ia merupakan anak seorang ilmuwan muslim juga yakni Jabir Ibn San’an Al-Battani. 

Ternyata guys, ketika masih berusia muda belia, Al-Battani belajar di Raqqah. 

Ia dengan semangat mempelajari teks-teks kuno, khususnya karya Ptolomeus, yang membawanya untuk mempelajari astronomi. 

Ayahnya yang seorang ilmuwan guys, turut memberikan dampak positif baginya yakni ketertarikan Al-Battani terhadap benda-benda langit. 

BACA JUGA:Kolektor Wajib Tau, Ini 5 Burung Termahal di Dunia, Ada yang Seharga Rumah Mewah!

Ketekunannya mempelajari astronomi membuat ia memiliki banyak karya yang sangat dikenal kala itu.  

Salah satu karya yang populer dan menjadi rujukan bagi banyak ilmuwan yakni Kitab al-Zij, yang pada abad ke-12 diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul De Scientia Stellarum atau De Motu Stellarum.

Selain itu, berkat penemuannya, umat manusia saat ini guys, dapat tahu kalau dalam setahun ada 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik (sumber lain menyebut 365,24 hari). 

Penemuannya ini guys, sangat akurat dan tepat, yang membuat  seorang matematikawan asal Jerman yang bernama Christopher Clavius mengambil penemuannya itu sebagai panduan dalam memperbaiki kalender Julian.

BACA JUGA:Kolektor Wajib Tau, Ini 5 Burung Termahal di Dunia, Ada yang Seharga Rumah Mewah!

Pada akhirnya kalender yang lama diganti menjadi kalender yang baru, dan sejak tahun 1582 kalender itu mulai dipergunakan hingga saat ini, atas izin Paus Gregorius XIII. 

Kemudian guys, Al-Battani wafat di Qar al-Jiss atau yang sekarang di Irak pada tahun 928 Masehi. 

Ia meninggal dunia pada saat sedang dalam perjalanan pulang dari Bagdad.

Meski ia sudah tiada berabad-abad yang lalu, namun buah karyanya yang terdapat di dalam Kitab al-Zij, masih digunakan sebagai pedoman pada  zaman Renaisance dan memberikan banyak pengaruh terhadap astronom dan astrolog Barat. 

BACA JUGA:KISAH SAHABAT NABI: Abbad bin Bisyr Tetap Jalankan Salat, Meski 3 Anak Panah Menghujam Tubuhnya

Dari kisah  Al-Battani dapat kita tarik pelajaran guys, bahwa apapun bidang yang geluti dapat menghasilkan karya-karya yang dapat berguna dan bermanfaat bagi setiap orang. 

Bahkan, tidak hanya bagi masyarakat sekarang, tapi juga masyarakat di masa depan. 

Selain tekun dengan menggeluti ilmunya guys, para ilmuwan muslim tersebut selalu melandaskan pemikirannya pada Al-qur’an dan Hadist yang juga menjadi  rujukan seluruh umat muslim di dunia.  

Suatu saat bukan tidak mungkin di Indonesia, akan “lahir” ilmuwan muslim, yang karya-karyanya dapat menjadi rujukan ilmuwan sedunia, semoga. *

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: