Citraland
Honda

Refleksi Kemerdekaan RI: Diwarnai Pro Kontra Hari Pembacaan Proklamasi dan Peristiwa Rengasdengklok

Refleksi Kemerdekaan RI: Diwarnai Pro Kontra Hari Pembacaan Proklamasi dan Peristiwa Rengasdengklok

Ilustrasi --Freepik

BACA JUGA:Ancaman Terbesar Bagi Manusia di Seluruh Dunia, Jika Terlena Bakal Krisis Pengangguran, Apa Ya?

Rumusan teks proklamasi tersebut ditulis oleh Soekarno dan diketik oleh Sayuti Melik dengan beberapa perubahan.

Usai teks proklamasi selesai ditulis, terjadilah hari paling bersejarah bagi bangsa Indonesia. 

Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. 

Pembacaan tersebut dihadiri oleh para tokoh pergerakan kemerdekaan dan seluruh rakyat Indonesia yang ingin menyaksikan buah hasil dari perjuangan para pahlawan, dan tokoh penting yang membawa mereka ke kemerdekaan. 

BACA JUGA:Penggemar Burung Berkicau Merapat, Kicauan Si Kecil Ini Gacor!

Pengibaran Sang Saka Merah Putih dilakukan oleh tiga orang tokoh pemuda Indonesia saat itu, yakni Latief Hendraningrat (anggota PETA), Suhud Sastro Kusumo (anggota Barisan Pelopor), dan Surastri Karma Trimurti (guru sekolah dasar). 

Bendera Sang Saka Merah Putih dijahit oleh Fatmawati, istri Soekarno. 

Pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno ini, langsung tersebar hingga ke seluruh pelosok negeri. 

Pada masa itu, berita proklamasi disebarkan dengan beberapa cara, mulai dari siaran radio, telegram, surat kabar, pamflet, hingga dari mulut ke mulut.  

BACA JUGA:Transaksi Lebih Praktis, Ini Cara Mudah Top Up OVO dari Berbagai Bank

Adapun tokoh-tokoh yang menyebarkan berita proklamasi  yakni Sukarni, Supardjo, BM Diah, Syahruddin, dan Ki Hajar Dewantara.

Kabar kemerdekaan yang tersebar seluruh Indonesia ini, menimbulkan gerakan massif seluruh Indonesia dan penolakan terhadap tentara Jepang yang masih di Indonesia. 

Akhirnya Jepang meninggalkan Indonesia dan pasukan Sekutu datang, termasuk Netherlands Indies Civil Administration (NICA) atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda yang membonceng pasukan sekutu pada September 1945, berhasrat menguasai kembali Indonesia. 

Seluruh negeri melakukan perlawanan terhadap NICA, karena Soekarno- Hatta telah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.  *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: