Honda

Polusi di Jakarta Apa Solusinya? Ini Kata Pakar Perkotaan Hadi Sucahyono

Polusi di Jakarta Apa Solusinya? Ini Kata Pakar Perkotaan Hadi Sucahyono

Ilustrasi --Freepik

JAKARTA, PALPRES.COM - Kota Metropolitan tidak hanya dipenuhi oleh gedung-gedung tinggi, tapi juga padatnya lalu lintas yang menyebabkan terjadinya polusi udara.  

Kondisi itulah yag terjadi di Jakarta saat ini. 

Bahkan media asing  seperti Reuters, The Straits Times, Channel News Asia, dan South China Morning Post ikut memberitakan berita bahwa kualitas udara di kota Jakarta saat ini termasuk yang terburuk di dunia.

Data dari media asing tersebut menunjukkan bahwa kandungan Particulate Matter (PM) di Jakarta mencapai  2.5.

BACA JUGA:5 BLT Ini Bakal Dicairkan Mulai September, Sasar Hampir 30 Juta Penerima

Dimana partikel debu sangat kecil yang bisa masuk paru-paru manusia, di Jakarta mencapai 16 kali lipat lebih tinggi dibanding standar World Health Organization ( WHO).

Pakar Perkotaan Alumnus Graduate School of Public Policy Georgetown University dan The Ohio State University, Amerika Serikat, Hadi Sucahyono, Ph.D mengatakan bahwa polusi udara bisa disebabkan beberapa faktor, seperti kemarau, meningkatnya jumlah kendaraan, dan asap dari pabrik-pabrik yang tidak menggunakan saringan udara. 

Kendaraan bermotor di Jakarta saat ini menurutnya telah mencapai 26 juta unit. 

Angka ini meningkat 4,39 persen dari tahun sebelumnya. 

BACA JUGA:Inilah 4 Bansos yang Cair Bulan September 2023, dalam Bentuk Uang Tunai dan Pangan

Selain itu, data World Population Review menunjukkan bahwa penduduk Jakarta saat ini mencapai sebanyak 11,24 juta jiwa. 

Artinya, tekanan jumlah penduduk dan peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang pesat ini akan terus mengancam kualitas udara dan kualitas lingkungan hidup di Jakarta. 

Polusi juga disebabkan pembangkit listrik, dan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil (batubara dan minyak).

Hadi juga mengatakan, jumlah penduduk dan kendaraan bermotor tersebut akan terus bertambah dan itu menimbulkan polusi udara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: