Ibnu Rusyd, Filsuf Muslim yang Paling Perpengaruh di Eropa
Ilustrasi -ft.umj.ac.id-
BACA JUGA:KPM Wilayah Ini Terima Uang Rp400.000 dari Bansos BPNT Juli-Agustus 2023
Saat Ibnu Rusyd remaja, ia berniat untuk keluar dari dari lingkar keluarganya dalam menuntut ilmu.
Para fuqaha atau orang-orang yang mmepunyai keahlian dalam hal ilmu fiqih yang dianggap paling menonjol di kawasan Andalusia, ia datangi.
Mereka dijadikannya guru untuk menimba ilmu terkait fiqih tersebut.
Para fuqaha itu antara lin Abu Al Aim Basykawal, Abu Marwan bin Masarrah, Abu Bakar bin Samhun, Abu Ja’far bin Abdul Aziz, Abdullah Al Maziri, dan Abu Muhammad bin Rizq.
BACA JUGA:Burung Perkutut Jenis Ini Peliharaan Raja-raja, Punya Aura Mistis, Dipercaya Bawa Keberuntungan
Tidak hanya itu, ia juga belajar ilmu kedokteran kepada Abu Ja’far Harun At Tirjali dan Abu Marwan bin Kharbul.
Dalam bidang filsafat, Ibn Rusyd belajar pada Ibn Bajjah, yang di barat dikenal dengan Avinpace, filosof besar di Eropa sebelum Ibnu Rusyd.
Kemudian, ia berhubungan dengan dokter Abu Marwan bin Zuhr dan raja Dinasti Muwahhidun.
Pada tahun 1153 Ibnu Rusyd pindah ke Maroko untuk memenuhi permintaan Khalifah Abd al-Mu‟min, khalifah pertama dari Dinsti Muwahiddin.
BACA JUGA:Desain Maksimal Teras Depan Rumahmu, Ciptakan Kesan Pertama bagi Para Tamu
Khalifah tersebut banyak membangun sekolah dan lembaga ilmu pengetahuan.
Ibnu Rusyd diminta untuk membantu mengelola lembaga-lembaga pendidikan tersebut.
Dari banyaknya ilmu pengetahuan yang ia pelajari, membuktikan bahwa Ibnu Rusyd selalu bersemangat menekuni bidang-bidang keilmuan, yang dilatarbelakangi faktor lkeluarga maupun lingkungan sosial tempat ia tumbuh dan berkembang.
Kondisi alam Kordoba juga sangat mendukung untuk kemajuannya menekuni beberapa bidang keilmuan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: