KISAH SAHABAT NABI: Karena Kepribadiannya, Abu Musa al-Asy’ari Didoakan Masuk Surga oleh Rasulullah

BACA JUGA:3 Pesan Tersirat dari Keindahan Bunga Melati, Berikut Ulasannya!

Ia akhirnya berhasil mensyiarkan Islam ke beberapa orang di Yaman. 

Kemudian, setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, Abu Musa bersama kabilah al-Asy’ari pun bersilaturahmi kepada Rasulullah SAW di kota tersebut. 

Ketika tiba di Madinah, mereka saling bersalaman dan hal itu merupakan kali pertama tradisi salam-salaman dilakukan ketika pertama kali bertemu. 

Seperti itulah budaya Arab, tradisinya kabilah al-Asy’ari yang terbiasa bersalaman saat pertama kali bertemu. 

BACA JUGA:5 Daerah Penghasil Nikel Terbesar di Indonesia, Luas Tambang Mencapai 70 Ribu Hektar

Tradisi terebut dilanggengkan dalam syariat Islam.

Ketika mereka melihat secara langsung sambutan Rasulullah SAW terhadap Kabilah al-Asy’ari, terutama tokoh mereka yaitu Abu Musa, maka mereka akhirnya mengetahui kedudukan Abu Musa di kalangan kaum mukminin. 

Dari sisi kepribadian, Abu Musa merupakan orang yang fakih (yang paham syariah Islam), bijak, dan cerdas. 

Seiring berjalannya waktu, Abu Musa menjadi ulama di kalangan sahabat nabi, dan ia juga mendapat wewenang untuk mengeluarkan fatwah dan memutuskan perkara. 

BACA JUGA:2 Keuntungan Memelihara Kucing Kampung di Rumah, koloni Tikus Langsung Kabur

Melihat kemampuan yang dimiliki Abu Musa, akhirnya Rasulullah SAW mengangkat sahabatnya itu menjadi pemimpin di sebagian wilayah Yaman, Zabid, dan Adn.. 

Dengan rasa cinta dan kasih kepada sahabatnya, Abu Musa, Rasulullah SAW mendoakannya mendapat ampunan dan masuk ke dalam surga.

Do’a  yang dipanjatkan Rasulullah SAW untuk Abu Musa tepat adanya, karena Abu Musa selalu memperjuangkan Islam dengan berdakwah. Selain itu Abu Musa merupakan seorang ahlul Al-qur’an.

Ia menghafal, memahami, dan mengamalkannya. 

Sumber: