Honda

15 Menit dari Banjarmasin, Pasar Unik di Kalimantan Selatan, Penjualnya Tidak Menginjak Tanah

15 Menit dari Banjarmasin, Pasar Unik di Kalimantan Selatan, Penjualnya Tidak Menginjak Tanah

Ilustrasi pasar unik di Kalimantan Selatan.-pixabay/terimakasih0-

PALEMBANG, PALPRES.COM – Pernahkah kamu melihat pasar, yang penjualnya tidak menginjak tanah?

Pasar itu benar adanya dan berada di Provinsi Kalimantan Selatan, sekitar 15 menit perjalanan dari Kota Banjarmasin.

Pasar unik itu menjadi terkenal setelah jadi tempat syuting iklan salah satu stasiun televisi swasta.

Iklan tersebut memberi dampak yang cukup positif dalam dunia pariwisata Banjarmasin pada saat itu.

BACA JUGA:7 Perkutut Lokal Bisa Bikin Pemiliknya Banjir Rezeki, Segera Pelihara di Rumah!

Alhasil, pasar unik ini sempat jadi ikon pariwisata Kota Banjarmasin kala itu.

Pasar ini disebut mempunyai konsep unik dan jarang ditemukan di daerah lainnya di Indonesia.

Keunikannya karena penjual di pasar ini tidak menyentuh tanah. 

Kok bisa begitu?

BACA JUGA:Surganya Para Kolektor, Inilah Pasar Unik di Kawasan Menteng, Jualannya Patung Hingga Meriam Raksasa

BACA JUGA:Pasar Unik di Temanggung, Dilarang Pakai Rupiah, Belanja Mesti Gunakan Koin Khusus

Penasaran kan dengan pasar unik ini? 

Dilansir melalui laman banjarmasinkota.go.id, pasar ini adalah Pasar Terapung Muara Kuin.

Bisa juga disebut dengan Pasar Terapung Kuin Alalak.

Lokasi dari pasar unik ini di muara Sungai Kuin, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

BACA JUGA:Ini 5 Pasar Tradisional Terunik di Indonesia, Salah Satunya Pusat Jual Burung Langka

Jika dari pusat Kota Banjarmasin, untuk menuju ke Pasar Muara Kuin ini sekitar 15 menit.

Jarak tempuhnya kurang lebih 5 kilometer saja.

Usia pasar ini sudah 400 tahun dan merupakan salah satu 

pasar tradisional yang dimiliki Provinsi Kalimantan Selatan.

Seperti disebutkan di atas bahwa pasar ini unik. 

Sebab penjualnya tidak menyentuh tanah.

Ternyata alasannya karena pasar ini berada di atas sungai.

Lebih tepatnya berada di atas Sungai Barito di muara Sungai Kuin.

Pedagang di pasar ini menjual barang dagangannya dengan menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar.

Jika ingin mengunjungi pasar ini, buka dari subuh sampai jam 09.00 waktu setempat.

Selain menggunakan perahu, pasar ini juga masih sering menggunakan transaksi barter antar pedagang.

Dalam bahasa Banjar disebut bapanduk.

Para pedagang di pasar ini biasanya menjual hasil produksinya sendiri atau tetangganya. 

Pasar tradisional ini sempat mengalami mati suri. 

Gempuran budaya darat yang didukung dengan berbagai pembangunan modern menjadi salah satu pemicu tradisi pasar apung yang mulai ditinggalkan.

Meski demikian, pasar yang mati suri tersebut sempat hidup kembali dengan berganti nama menjadi Pasar Terapung Kuin Alalak. 

Perubahan nama tersebut didasari oleh letaknya yang berada persis di antara daerah Kuin dan daerah Alalak, Banjarmasin Utara.

Jika dahulu letak pasar terapung berada di kawasan dermaga penyeberangan Alalak, kini lokasinya sedikit lebih mudah dijangkau. Tepatnya, pasar ini berada di siring depan Makam Sultan Suriansyah.

Selain pasar ini, ada pasar terapung lainnya yang ada di Kalimantan Selatan.

Pasar ini antara lain yang berlokasi di Lok Baintan atau di atas Sungai Martapura.

Pasar terapung di Kalsel ini pada awalnya adalah terjadi di masa Sultan Suriansyah.

Sultan Suriansyah di tahun 1526, mendirikan sebuah kerajaan di tepi Sungai Kuin dan Barito.

Kemudian di tepi sungai inilah yang jadi pusat perdagangan tradisional berkembang.

Pedagang kala itu juga menggunakan perahu kecil dan kebanyakan dari mereka adalah perempuan.

Para pedagang perempuan ini bahkan menggunakan pakaian tanggui dan caping lebar khas dari daerah Banjar.

Pakaian ini dibuat dari daun rumbia.

Itulah cikal bakal adanya pasar terapung di Kalsel ini. * 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: