Honda

Dukung Net Zero Emission, Pertamina Dorong Green Strategy di APOGCE 2023

Dukung Net Zero Emission, Pertamina Dorong Green Strategy di APOGCE 2023

Dukung Net Zero Emission Pertamina Dorong Green Strategy-Istimewa-

JAKARTA, PALPRES.COM- PT Pertamina Hulu Energi (PHE)  menerapkan green strategi melalui berbagai upaya dan inovasi dekarbonisasi. Pesan utama ini disampaikan pada kegiatan The SPE/IATMI Asia Pacific Oil dan Gas Conference and Exhibition (APOGCE), yang dilaksanakan di Jakarta, 10-12 Oktober 2023. 

Acara ini diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) dan Society of Petroleum Engineers (SPE) dengan mengangkat tema "Managing the Base During Net Zero Transition".

Hadir dalam kegiatan Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM, Noor Arifin Muhammad, Wakil Kepala SKK Migas, Nanang Abdul Manaf, APOGCE 2023 Conference Advisor sekaligus Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, Awang Lazuardi, APOGCE 2023 Conference Chair, Iswahyuni Fifthana Hayati, 2022 SPE President, Kamel Ben-Naceur, dan Chairman IATMI, Raam Krisna.

Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, Awang Lazuardi mengungkapkan bahwa sektor energi sedang mengalami perubahan besar. 

BACA JUGA:PHE Catatkan Kinerja Positif, Tembus Produksi 1 Juta Barel Ekuivalen Per Hari Dalam 2 Tahun

BACA JUGA:Dukung Pengelolaan Bidang Geologi, PHE Raih Apresiasi Dari Badan Geologi Kementerian ESDM

“Kita sedang bertransisi menuju “net zero emission”. 

Seiring dengan upaya kami mencapai tujuan ini, PT Pertamina (Persero) sebagai kontributor terbesar dalam produksi minyak dan gas nasional wajib menjaga ketahanan energi nasional. 

Oleh karena itu sangat  penting untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan produksi minyak dan gas agar stabilitas energi tetap terjaga,” terang Awang. 

Lebih lanjut Awang menerangkan pada saat yang sama, transisi menuju net zero juga menghadirkan peluang yang signifikan bagi industri ini. 

BACA JUGA:Bukti Nyata PHE Atas Kinerja Ekselen Menuju Perusahaan Kelas Dunia

BACA JUGA:PHE Raih Top 9 Best Innovator Team di Ajang SDG Innovation Accelerator For Young Professionals Award

“Hal ini memberikan kesempatan untuk mengevaluasi kembali model bisnis kami dan mengeksplorasi sumber pendapatan baru. 

Selain itu, pengembangan teknologi rendah karbon baru memberikan peluang bagi industri untuk melakukan diversifikasi dan ekspansi ke pasar baru,” tegasnya. 

PT Pertamina (Persero) memiliki strategi jangka pendek hingga jangka Panjang menuju target “net zero emission” yaitu  dengan menerapkan pengembangan transisi gas, dekarbonisasi dan peluang potensi bisnis baru di CCUS/CCS Hub. 

Hal ini untuk mendukung pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi sebesar 32 persen hingga tahun 2030 dan Target Net Zero pada tahun 2060.

BACA JUGA:Dukung Keselamatan Operasi Migas, Pertamina EP Bunyu Field Gelar Latihan Tanggap Darurat Bersama

BACA JUGA:Dukung Industri Pupuk Nasional, Pertamina EP Cepu Salurkan Gas 15 MMSCFD Dari Lapangan Jambaran Tiung Biru

Beberapa upaya dan inisiatif yang telah dilakukan PT Pertamina (Persero) adalah dengan melakukan Injeksi CO2 dengan Huff & Puff Telah diterapkan di Jatibarang. 

Percontohan CCUS yang direncanakan akan dilakukan di Lapangan Gundih & Sukowati serta kemitraan yang dilakukan dengan Perusahaan global yang bepengalaman dan dilakukan juga studi internal Pertamina dalam melihat potensi dikembangkannya CCS / CCUS di lapangan Pertamina. 

Di kesempatan yang sama, Raam Krisna, Ketua Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), menyatakan kolaborasi kuat dibutuhkan untuk menjawab tantangan terbesar industri hulu migas sekarang. 

"Diharapkan para pelaku usaha bisa bersama-sama berkolaborasi untuk bisa mempertahankan produksi migas sekaligus menekan emisi," harapnya.

BACA JUGA:Pertamina Hulu Mahakam Libatkan 100 Persen Pekerja Lokal Pada Proyek Bekapai Artificial Lift, Ini Buktinya

BACA JUGA:Peringati Hari Ozon Internasional, Pertamina EP Pendopo Field Gelar Aksi Penanaman 1.000 Pohon Pinang

Sementara itu, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM,  Noor Arifin Muhammad, menyatakan industri hulu migas masih punya peluang yang bagus ini dibuktikan dengan sukses temukan potensi cadangan gas dalam beberapa tahun terakhir. 

Hal tersebut menjadi sinyal positif apalagi gas menjadi andalan di era transisi energi.

Namun demikian saat ini tantangan besar untuk bisa memonetisasi cadangan yang ditemukan adalah infrastruktur. 

"Pengembangan terintegrasi hulu hingga hilir migas sangat penting untuk mendukung transisi energi di Indonesia. 

Jadi ke depan setiap lapangan harus terintegrasi dengan konsumen gas. Kita butuh infrastruktur," tegas Noor Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: