Citraland
Honda

Fakta Unik Keraton Yogyakarta, Saksi Beberapa Peristiwa Sejarah dan Jadi Simbol Perjuangan

Fakta Unik Keraton Yogyakarta, Saksi Beberapa Peristiwa Sejarah dan Jadi Simbol Perjuangan

Keraton Yogyakarta juga dikenal sebagai Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat-- Maps/I'say So-

PALEMBANG, PALPRES.COM - Keraton Yogyakarta juga dikenal sebagai Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, adalah istana resmi bagi Sultan Yogyakarta dan keluarganya.

Keraton ini terletak di Kota Yogyakarta Provinsi DI Yogyakarta Indonesia.

Berfungsi sebagai pusat kebudayaan dan politik, Kesultanan Yogyakarta Keraton ini memiliki peran penting dalam sejarah dan budaya Jawa.

Sejarah Keraton Yogyakarta bermula pada tahun 1755, ketika Sultan Hamengkubuwono I pendiri Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat memutuskan untuk memindahkan pusat pemerintahannya dari Keraton Kartasura yang telah hancur akibat serangan Mataram.

BACA JUGA:Rezeki Nomplok Bagi KPM PKH dan BPNT, Bansos Tambahan Mulai Tersalurkan kepada KPM, Cek Nama Anda di Sini

BACA JUGA:Panasnya Luar Biasa, 5 Daerah Terpanas di Provinsi Jawa Tengah, Bukan Semarang Juaranya, Tapi?

Pemindahan ini dilakukan untuk menghindari konflik, dengan pihak Belanda yang saat itu berkuasa di Hindia Belanda.

Dibangun di atas tanah yang dihadiahkan Sri Sultan Hamengkubuwono I kepada Pangeran Mangkubumi sahabatnya, yang saat itu masih bernama Mas Garendi Keraton Yogyakarta, awalnya merupakan istana sederhana yang terbuat dari bambu dan kayu.

Namun pada tahun 1756, istana ini diperluas menjadi struktur yang lebih kokoh dengan gaya arsitektur Jawa yang khas.

Selama masa kolonial Belanda Keraton Yogyakarta menjadi simbol perlawanan terhadap penjajah.

BACA JUGA:Cek Namamu! Bansos PKH dan BPNT September - Oktober via BRI, BNI, BSI, dan Mandiri Bakal Cair Bersamaan

BACA JUGA: Ciri-ciri Burung Perkutut Mempunyai Yoni yang Kuat, Dipercaya Dapat Mendatangkan Kekayaan Bagi Pemiliknya

Pada tahun 1812, Belanda menduduki Yogyakarta dan Sultan Hamengkubuwono II harus mengungsi ke Gunung Merapi karena penolakannya untuk tunduk pada pemerintahan kolonial.

Namun setelah berlangsungnya periode Perang Jawa, Sultan kembali memegang kendali penuh atas Yogyakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: