Asal Usul Angkringan Bukan dari Yogyakarta, Ternyata dari Daerah Ini, Bisa Tebak?
Asal usul angkringan bukan dari Yogyakarta, ternyata dari daerah ini, bisa tebak? -visitingjogja.jogjaprov.go.id-
Kata "angkringan" berasal dari kosakata bahasa Jawa yakni "angkring" atau "nangkring".
Artinya "duduk bebas" atau santai.
Nama ini bermula dari kisah Mbah Karso yang berasal dari Desa Ngerangan, Bayat, Kabupaten Klaten.
Di tahun 1930-an, Mbah Karso atau Djukut berencana mengubah nasib dengan merantau ke Kota Surakarta (Solo).
Ia bekerja sebagai penjual terikan, semacam masakan khas Jawa Tengah dengan kuah kental dan lauk tempe.
Mbah Karso bekerja dengan Wono, seorang juragan terikan.
Lepas bekerja sebagai pegawai Wono, Mbah Karso kemudian bertemu Mbah Wiryo dan memulai berjualan makanan di malam hari.
Saat itu belum banyak orang yang jualan makanan mulai petang hingga pagi, sehingga keduanya memutuskan untuk menjual makanan di jam-jam tersebut.
Lalu, 13 tahun kemudian, yakni di tahun 1943, Mbah Karso menambahkan cerek berisi kopi dan jahe di pikulan masakan terikannya.
Pikulan dengan minuman hangat kopi dan jahe inilah yang menjadi asal mula angkringan.
Awalnya, usaha angkringan menggunakan pikulan yang terbuat dari bambu.
Dilengkapi dengan bangku panjang, tungku arang, hingga cerek untuk membuat minuman hangat.
Biasanya, penjual sering berpindah lokasi dengan menggotong pikulan tersebut.
Baru tahun 1975 pebisnis angkringan mulai beralih menggunakan gerobak dorong dengan terpal dari plastik.
Ditambah dengan lampu teplok, tungku arang, dan cerek besar, yang kemudian menjadi ciri khas angkringan hingga sekarang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: