Honda

Panjangnya 292 KM, Proyek Peningkatan Jalan di Perbatasan Timor Leste Dihantui Banyak Masalah, Kok Bisa?

Panjangnya 292 KM, Proyek Peningkatan Jalan di Perbatasan Timor Leste Dihantui Banyak Masalah, Kok Bisa?

Ilustrasi pengerjaan jalan di perbatasan Timor Leste yang dihantui banyak masalah-pexels-

PALPRES.COM - Kementerian PUPR terus meningkatkan kualitas jalan di perbatasan di sejumlah sudut batas Republik Indonesia.

Salah satunya di ruas Sabuk Merah, Nusa Tenggara Timur yang lokasi proyeknya berbatasan dengan Timor Leste.

Peningkatan kualitas jalan sepanjang 292 kilometer di wilayah itu ternyata dihantui banyak masalah.

Lantas, permasalahan apa saja yang menjadi penghalang dalam merealisasikan peningkatan jalan di perbatasan Timor Leste tersebut?

BACA JUGA:Warga Sulteng Berbahagia, Jembatan Megah Senilai Rp804 Miliar Bisa Dilintasi, Cek Lokasinya!

Ya, Kementerian PUPR tengah menggarap proyek peningkatan kualitas jalan di Nusa Tenggara Timur tepatnya di ruas Sabuk Merah.

Disebut Sabuk Merah, lantaran ketika Timor Leste memisahkan diri dari NKRI, TNI menandai peta perbatasan itu dengan garis merah.

Pembangunan infrastruktur di garda terluar negara memang layak menjadi prioritas pemerintah.

Alasannya, yakni memperkuat perbatasan NKRI sehingga perbaikan jalan bertujuan agar warga yang tinggal disana lebih mudah melakukan kegiatan ekonominya.

BACA JUGA:Pertama di Indonesia, Proyek Kereta Bawah Tanah di Bali Telan Investasi Rp10 Triliun, Kapan Terealisasi?

BACA JUGA:7 Cara Efektif Atasi Memori HP Penuh, Dijamin Ampuh Banget dan Anti Lemot-Lemot

Sebagai informasi, sektor dagang ikan menjadi ekonomi andalah di sejumlah desa yang ada di ruas Sabuk Merah sektor barat dan timur.

Kementerian PUPR telah menggarap proyek peningkatan jalan di wilayah perbatasan ini sejak tahun 2020 lalu.

Pembangunan jalan sepanjang 292 kilometer dari sektor barat dan timur berhasil dimantapkan dengan aspal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: