Honda

Fakhri Husaini Enggan Akui Kehebatan Shin Tae-yong Bersama Timnas Indonesia di Piala Asia, Ia Bilang Begini

Fakhri Husaini Enggan Akui Kehebatan Shin Tae-yong Bersama Timnas Indonesia di Piala Asia, Ia Bilang Begini

Fakhri Husaini enggan akui kehebatan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia di Piala Asia, ini alasannya.-Instagram/@coachfakhri-

PALPRES.COM - Mantan pelatih Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini enggan mengakui kehebatan Shin Tae-yong bersama Timnas Indonesia di Piala Asia dan Piala Asia U-23.

Ia menganggap prestasi Shin Tae-yong itu hal yang biasa saja, bukan sesuatu yang istimewa.

Shin Tae-yong terbilang sukses membesut Timnas Indonesia. 

Ia berhasil membawa Skuad Garuda tembus babak 16 besar Piala Asia 2023 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah. 

BACA JUGA:Maarten Paes Bakal Main di Timnas Indonesia Vs Irak, Ini Reaksi Shin Tae-yong

BACA JUGA:Media Malaysia Prediksi Timnas Indonesia Juara Piala AFF 2024 Bila Tampil Full Team

Selain itu, pelatih asal Korea Selatan itu juga sukses membawa Timnas Indonesia U-23 ke semifinal Piala Asia U-23 2024.

Ini merupakan torehan sejarah pula karena baru pertama tampil di Piala Asia U-23 2024, Garuda Muda mampu tembus babak 4 besar. 

Timnas Indonesia U-23 akhirnya finis di urutan keempat dalam turnamen tersebut. 

Shin Tae-yong bahkan nyaris membawa Garuda Muda lolos ke Olimpiade Paris 2024 sebelum kalah dari Guinea di partai playoff.

BACA JUGA:Filipina Usung Gerbong Eropa Buat Permalukan Timnas Indonesia, Tambah 8 Pemain Keturunan

BACA JUGA:Berkah Latih Timnas Indonesia, Shin Tae-Yong Dapat Mobil Mewah Genesis Electrified G80 dari Hyundai Indonesia

Sayangnya detetan torehan sejarah itu tidak cukup mengesankan buat Fakhri Husaini.

Ia menganggap keberhasilan Shin Tae-yong di Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-23 2024 sebagai sesuatu yang biasa saja. 

Menurutnya, prestasi yang dihadirkan pelatih asal Korea Selatan tersebut sebenarnya sudah pernah dicapai oleh Timnas Indonesia era sebelumnya. 

"Prestasi ini kan pernah dicapai oleh pelatih-pelatih sebelumnya," ujar Fakhri Husaini dikutip dari akun YouTube Sportify Indonesia pada Rabu, 15 Mei 2024. 

BACA JUGA:Pelatih Irak Remehkan Timnas Indonesia, Coba-coba Pemain Baru di SUGBK!

BACA JUGA:Profil Kaya Symons, Pemain Belanda yang Ingin Bela Timnas Indonesia

Timnas Indonesia sebelumnya pernah bermain di Piala Asia, tepatnya edisi 2007 saat menjadi tuan rumah.

Kemudian di tahun 2004, 2000, dan 1996.

"Kita sudah beberapa kali lolos ke Piala Asia. Ada catatan sejarahnya. Pelatih lokal dan pemain lokal. Dan kita bisa lolos ke Piala Asia," katanya. 

Dia kemudian membandingkan prestasi Timnas Indonesia U-23 yang menjadi debutan di Piala Asia U-23. 

BACA JUGA:Meskipun Tampil Full Team, Timnas Indonesia Berpotensi Kalah dari Irak dan Filipina Karena Masalah Ini

Menurutnya, itu juga pernah dilakukan di era sebelumnya. 

"Sama seperti sekarang ini, tim U-23 kita lolos ke delapan besar. Tim U-16 juga sebelumnya pernah ke 8 besar. Kami kalah di babak 8 besar itu lawan Australia. Saya pelatihnya," katanya.

Ia menilai Indonesia belum jadi yang terkuat di Asia Tenggara.

Prestasi masuk empat besar Piala Asia U-23 tidak bisa jadi tolok ukur.

Menurutnya, Timnas Indonesia baru bisa menjadi raja ASEAN kalau bisa mengalahkan dua tim kuat, Thailand dan Vietnam. 

Parameter tersebut sekaligus menandakan seberapa bagus level pelatih Timnas Indonesia dan tingkat keberhasilannya.

Padahal Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong sudah tiga kali mengalahkan Vietnam dalam tiga pertemuan terakhir.

Satu di Piala Asia 2023 dan dua di Kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Namun, prestasi itu tidak cukup meyakinkan buat Fakhri.

“Bahwa kita menang dua kali ya lawan Vietnam (home & away). Saya yakin Vietnam adalah tim yang tetap tidak mudah kita kalahkan," ucap Fakhri Husaini.

"Vietnam, Thailand, makanya saya sering diskusi sama temen-temen sesama pelatih. Untuk melihat atau indikator keberhasilan pelatih Timnas Indonesia itu.

"Jangan dilihat saat kita menang lawan Brunei, kalau di ASEAN ya, lawan Myanmar. Kalau saya melihatnya melawan dua tim, Vietnam dan Thailand," imbuhnya.

Bagi Fakhri, Vietnam dan Thailand merupakan musuh bebuyutan yang harus dikalahkan Indonesia termasuk di ajang Piala AFF.

Menurutnya, Shin Tae-yong baru dianggap pelatih hebat kalau bisa mempersembahkan gelar juara Piala AFF, trofi yang dinilai sakral bagi Fakhri.

Ia juga menyentil beberapa pihak yang menyebut Piala AFF sebagai piala ciki, karena pada nyatanya Indonesia belum pernah meraih gelar di ajang ini.

“Kalau sudah bisa mengatasi Vietnam dan Thailand, itu baru kita bisa menyatakan bahwa kita rajanya di Asia Tenggara.”

"Sekarang saya masih belum melihat itu (Indonesia raja Asia Tenggara) karena kita belum pernah juara Piala AFF,” ucapnya.

Fakhri setuju dengan perpanjangan kontrak Shin Tae-yong.

Dengan  begitu, pelatih asal Korea Selatan itu bisa melanjutkan programnya membawa Indonesia juara Piala AFF mendatang.

“Mudah-mudahan kalau STY diperpanjang kontraknya, target dia salah satunya adalah menjadi juara di Piala AFF itu," kata Fakhri.

"Itu supaya kita bisa bicara bahwa kita adalah raja di ASEAN, raja di AFF, sebelum itu nanti dulu,” pungkasnya.

Karier kepelatihan Fakhri Husaini boleh dikatakan cukup gemilang.

Ia pernah menghadirkan prestasi untuk Timnas Indonesia U-16 dan U-19. 

Bersama Timnas Indonesia U-16, Fakhri Husaini mempersembahkan trofi Piala AFF U-16 2018 dan lolos perempat final Piala Asia U-16 2018.

PSSI kemudian memberikan kesempatan kepada pelatih asal Aceh itu untuk menangani Timnas Indonesia U-19. 

Namun karier Fakhri di Timnas Indonesia U-19 tidak bertahan lama, meski sempat finis di peringkat ketiga Piala AFF U-19 2019. 

Bagus Kahfi dan kawan-kawan kala itu lolos sebagai juara Grup K, mengungguli Korea Utara, Hong Kong, dan Timor Leste.

Akan tetapi perubahan di kursi kepelatihan Timnas Indonesia ke Shin Tae-yong membuat posisinya terancam. 

PSSI pada akhir 2019 menunjuk Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia senior, U-23, dan U-19 yang dipegang oleh Fakhri Husaini.

 

Erick Thohir Anggap Piala AFF Bukan Prioritas

Pernyataan Fakhri di atas bertolak belakang dengan keinginan Ketua Umum PSSI Erick Thohir.

Erick mempunyai satu fokus untuk Timnas Indonesia. 

Skuad Garuda harus mengatrol ranking FIFA.

Sementara Piala AFF hanyalah ajang trial.

Sudah satu tahun PSSI di bawah kepemimpinan mantan Presiden Inter Milan itu. 

Indonesia memang melejit di ranking FIFA.

Dalam peringkat FIFA terbaru, Indonesia ada di posisi ke-134. 

Posisi Indonesia itu sudah melesat 21 anak tangga dibandingkan tahun lalu.

"Kalau saya sudah pernah mengeluarkan, SEA Games kita fokus, Asian Games kita kirim tim muda, di AFC senior dan U-23 kita harus serius, di AFF sebagai trial saja," kata dia, beberapa waktu lalu.

Lonjakan delapan anak tangga Timnas Indonesia di ranking FIFA bulan ini tak membuat Erick cepat puas. 

Dia kembali menegaskan target 100 besar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: