Honda

Korea Utara Serang Korea Selatan Pakai ‘Bom’ Ini, Bikin Mau Muntah!

Korea Utara Serang Korea Selatan Pakai ‘Bom’ Ini, Bikin Mau Muntah!

Salah satu balon berisi tinja dan sampah kiriman Korea Selatan, yang berhasil mendarat di wilayah Korea Selatan-Tangkapan Layar X-

PYONGYANG, PALPRES.COMKorea Utara serang Korea Selatan sejak beberapa hari terakhir.

Korea Utara menyerang negara tetangganya itu bukan dengan roket atau peluru kendali (rudal).

Melainkan menggunakan “bom” berupa balon yang mengangkut tinja dan sampah.

Bukannya satu atau dua bom tinja Korea Utara, yang dikirimkan langsung ke Korea Selatan.

BACA JUGA:Tahun Depan Siap Pakai, Inilah Jalan Tol Baru Senilai Rp9,92 Triliun di Jawa Timur

BACA JUGA:MURAH BANGET, Laptop 1 Jutaan Sudah Pakai Core i3 Lhoo....!

Namun, sampai ratusan balon berisi tinja dan sampah.

Serangan bom tinja tersebut dilaporkan telah dilakukan Korea Utara pada Selasa 28 Mei 2024 malam.

Saat itu, pihak Korea Utara melepaskan sedikitnya 150 balon berisi kotoran manusia.

Tanpa bisa dihalangi pasukan Korea Selatan yang menjaga perbatasan, bom tinja itu pun melenggang masuk dan jatuh di wilayah negara asal K-Pop tersebut.

BACA JUGA:Serahkan Penghargaan UMKM Palembang Awards, Pj Gubernur Fatoni Ajak Masyarakat Sukseskan BBI dan BBWI

BACA JUGA:SALUT! Kapolres OKI Turun Langsung Bersihkan Situs Bersejarah di Sungai Sodong

Tak merasa cukup dengan bom  tinja, teranyar pihak Korea Utara kembali mengirimkan 600 balon berisi sampah ke wilayah Korea Selatan.

Hal itu dilakukan Korea Utara hari ini, Minggu 2 Juni 2024.

Ratusan balon yang dilepaskan tersebut, berisi beragam jenis sampah.

Mulai dari puntung rokok, sampah kertas dan plastic, kain dan banyak lagi.

BACA JUGA:Jemaah Haji Dirawat di Madinah Mulai Diberangkatkan ke Makkah Secara Bertahap

BACA JUGA:Siap-siap! Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh Diterapkan Bertahap Mulai Akhir 2024

Atas kiriman yang disebut Korea Utara sebagai ‘hadiah ketulusan’ itu, pihak Korea Selatan pun naik pitam.

Soalnya, mereka menuduh apa yang dilakukan oleh Korea Selatan sebagai bentuk pelanggaran gencatan senjata.

Memang, diketahui saat ini status Korea Utara dan Selatan masih dalam kondisi perang.

Kedua negara terlibat dalam Perang Korea pada 1950 hingga 1953 yang berakhir dengan perjanjian gencatan senjata, namun tanpa perjanjian damai.

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Ingatkan Pentingnya Ciptakan Kader-Kader Penghafal Alquran

BACA JUGA:Honda Dax 125 Rilis Tampilan Baru 2024, Dibanderol Seharga Rp30 Jutaan, Minat?

Nah, terhadap serangan balon tinja dan sampah Korea Utara tersebut, pihak Korea Selatan tengah mempertimbangkan akan melakukan protes atau upaya lainnya terhadap negeri yang dipimpin Presiden Kim Jong Un tersebut.

Tak ingin kecolongan dampak dari balon tinja dan sampah itu, Pemerintah Korea Selatan pun minta warganya waspada.

Khususnya kepada warga di Provinsi Gyeongsang, Gangwon dan beberapa wilayah di Seoul

Pemerintah Korea Selatan meminta warganya agar waspada, jika melihat ada balon-balon yang datang dari Korea Utara.

BACA JUGA:CEK ATM! 2 Bansos Resmi Cair Senin, 3 Juni 2024 Via Kartu KKS BNI, BRI, BSI, Mandiri

BACA JUGA:Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni Dorong FORSUMA Ciptakan SDM Unggul Tanpa Narkoba

Warga juga diminta tak menyentuh balon-balon tersebut, namun segera melaporkan ke pihak berwajib jika melihat atau menemukannya.’

Dikutip dari laman Wikipedia, Korea Utara menginvasi Selatan pada 25 Juni 1950, dan dengan cepat menguasai sebagian besar negara. 

Pada September 1950, pasukan PBB yang dipimpin oleh Amerika Serikat, melakukan intervensi untuk mempertahankan Korea Selatan, dan maju ke Korea Utara. 

Saat mereka mendekati perbatasan dengan Tiongkok, pasukan Tiongkok melakukan intervensi atas nama Korea Utara, sehingga kembali menggeser keseimbangan perang. 

BACA JUGA:Kampung Tercantik yang Tersisa di Jakarta, Suasana Masih Asri dengan Landscape Persawahan

BACA JUGA:Lowongan Kerja Sumatera Selatan Perusahaan Survei Terkemuka Indonesia Tribhakti Inspektama

Pertempuran berakhir pada  27 Juli 1953, dengan gencatan senjata yang kira-kira memulihkan batas-batas asli antara Korea Utara dan Selatan. 

Gencatan senjata meresmikan gencatan senjata resmi, tetapi tidak menghasilkan perjanjian damai. 

Perjanjian ini membentuk Zona Demiliterisasi Korea (DMZ), zona penyangga antara kedua belah pihak, yang memotong garis paralel ke-38 tetapi tidak mengikutinya. 

Sementara itu, Korea Utara telah mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi mematuhi gencatan senjata setidaknya enam kali, pada tahun 1994, 1996, 2003, 2006, 2009, dan 2013.  

BACA JUGA:Update Terbaru Harga Emas Antam Hari Ini 2 Juni 2024 di Palembang, Termurah Rp718.000

BACA JUGA:Mesinnya Lebih Gahar! Inilah New Honda BeAT 125 RX, Cek Harganya

Sejumlah besar orang mengungsi akibat perang, dan banyak keluarga terpecah karena perbatasan yang dibangun kembali. 

Pada tahun 2007 diperkirakan sekitar 750.000 orang masih terpisah dari anggota keluarga dekatnya, dan reuni keluarga telah lama menjadi prioritas diplomatik Korea Selatan.  

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: