Honda

Viral Tagar All Eyes on Papua di Sosmed, Suku Awyu dan Moi Minta Kembalikan Hak Mereka

Viral Tagar All Eyes on Papua di Sosmed, Suku Awyu dan Moi Minta Kembalikan Hak Mereka

muncul dan menjadi trending di jagad maya Indonesia banyak warganet yang ramai mengunggah poster dan tagar All Eyes On Papua. Mereka meminta bantuan untuk menyuarakan aspirasi suku adat di Papua untuk mendapatkan kembali haknya-kolase-

PALPRES.COM – Baru-baru ini trending All Eyes On Rafah di berbagai media sosial.

Dan beberapa hari ini, justru muncul dan menjadi trending di jagad maya Indonesia banyak warganet yang ramai mengunggah poster dan tagar All Eyes On Papua.

Mereka meminta bantuan untuk menyuarakan aspirasi suku adat di Papua untuk mendapatkan kembali haknya. 

Beredar sebuah poster yang menggambarkan kondisi hutan yang tandus.

BACA JUGA:Lewat Kompetisi SOTECH & SMEEC, Kilang Pertamina Plaju Ajak Mahasiswa Pendampingan UMKM dan Ciptakan Inovasi

BACA JUGA:5 Weton Paling Cerdas dan Jujur Menurut Primbon Jawa, Ada Weton Kamu?

Salah satu poster memperlihatkan sebuah kondisi hutadi atas tanah yang kering.

Dan dibumbuhi ilustrasi orang yang menggambarkan masyarakat adat Papua yang tengah berada di antara pohon-pohon kering tersebut. 

Diketahui, pencetus tagar All Eyes on Papua ini pertama kali dilakukan oleh Akun @tanyakanrl.

Seruan ini untuk meminta warganet menggaungkan tagar sebagai bentuk dukungan kepada hak rakyat Papua terhadap penyerobotan hutan adat.

BACA JUGA:Idola Semua Kalangan! Ini 9 Rekomendasi Parfum Terbaik dan Mewah, Cocok Untuk Wewangian di Hari Raya

BACA JUGA:Prabowo Siap Evakuasi 1.000 Korban Gaza Palestina ke Indonesia

Dimana hutan adat di Papua ini akan dijadikan perkebunan kelapa sawit oleh penguasa yang serakah. 

Salah satu poste AI di Instragram tersebut tertulis hutan di Papua tepatnya di Boven Digul Papua yang memiliki luas 36 ribu hektar.

Hutan dengan luas lebih dari separuh luas Jakarta tersebut akan dibabat habis dan bakal dibangun perkebunan sawit oleh PT Indo Asiana Lestari. 

Selain memiliki potensi akan menghilangkan hutan alam, proyek pembangunan Perkebunan sawit ini akan menghasilkan emisi 25 juta ton karbon dioksida. 

BACA JUGA:DPR Restui Naturalisasi Calvin Verdonk dan Jens Raven, Bisa Main Lawan Irak dan Filipina?

BACA JUGA:Sepaket! Kepala dan Wakil Otorita IKN Mengundurkan Diri, Basuki Ditunjuk Jadi Plt

Jumlah emisi tersebut sama besarnya dengan menyumbang 5% dari tingkat emisi karbon tahun 2030.

Sehingga dampaknya nanti tidak hanya akan dirasakan oleh seluruh warga Papua saja, tetapi berdampak ke seluruh dunia.

Dan diketahui, masyarakat adat Awyu dan Moi yang menjadi pihak yang paling terdampak imbas dari keserakahan para pengusaha dan elit tersebut. 

Mereka harus merelakan hutan adat yang telah dialihfungsikan menjadi kebun sawit. 

BACA JUGA:Kamu Bokek?, Mau Tau Cara Aktifkan DANA Paylater?, Cuma Siapkan KTP Lhooo!

BACA JUGA:Lowongan Kerja Besar-Besaran Penerimaan Pegawai Industri Retail Terbesar PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk

Namun mereka tidak mau kehilangan hutan adat yang menjadi hak mereka.

Karena dari sanalah mereka hidup bergantung.

Hutan merupakan akar kehidupan yang menyediakan segala kebutuhan sehari-hari bagi rakyat adat Awyu dan Moi yang ada di Papua.  

Mereka memanfaatkan sumber daya alam yang ada, mulai dari sumber pangan, air, dan hasil hutan lain yang bisa dimanfaatkan guna menunjang kehidupan mereka.  

BACA JUGA:Netizen Terharu Jay Idzes Kalungkan Bendera Indonesia Rayakan Venesia Promosi Serie A

BACA JUGA:TP PKK Muba Bakal Bangun Rumah Cinta Untuk Masyarakat, Apa Sih Manfaatnya?

Tentu bisa dibayangkan bagaimana jika sumber tersebut harus direnggut dari mereka? 

Rakyat adat Awyu dan Moi adalah salah satu dari ratusan kelompok suku yang mendiami bumi Papua.

Kedua suku tersebut diketahui bermukim di beberapa wilayah yang ada di Kabupaten Mappi dan Boven Digoel, Papua Selatan. 

Suku Moi banyak ditemui di sebagian wilayah Distrik Makbon, Kabupaten Sorong, Papua Barat Daya. Sementara suku Awyu banyak bertempat tinggal di dekat Sungai Bamgi, Sungai Edera, Sungai Kia, Sungai Mappi, Sungai Pesue dan Asue, Sungai Digoel, serta daerah yang memiliki lahan gambut dan rawa.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: