Honda

Intip Sejarah dan Mitos Lorong Basa di Pasar 16 Ilir Palembang, Sudah Tahu?

Intip Sejarah dan Mitos Lorong Basa di Pasar 16 Ilir Palembang, Sudah Tahu?

Ilustrasi sejarah dan mitos dibalik penamaan Lorong Basa di Pasar 16 Ilir Palembang-PALPRES.COM-

PALEMBANG, PALPRES.COM - Lorong Basa cukup populer di kalangan masyarakat Kota PALEMBANG.

Namun demikian, anak muda sekarang ini banyak yang tidak mengerti makna di balik nama tersebut.

Ya, Lorong Basa di Pasar 16 Ilir Palembang menjadi surga bagi yang ingin berbelanja dengan harga murah.

Lorong Basa atau yang dikenal dengan nama Jalan Sentor Alibasyah merupakan salah satu kawasan yang terkenal di Kota Palembang.

BACA JUGA:Sayuran Kaya Manfaat, Ternyata Brokoli Bukan Berasal dari Indonesia, Kamu Tahu?

Kawasan ini telah berkemban sejak zaman Belanda, tepatnya saat Pasar 16 Ilir Palembang ini mulai dibangun.

Dulunya, kawasan ini dipenuhi rumah sekaligus toko serta gudang yang mayoritas dihuni oleh keturunan Tionghoa.

Seiring berjalannya waktu, muncullah toko-toko baru, termasuk Toko Raden Mart bin RH Abdul Majid, yang terkenal dengan kopiah cap matahari terbit.

Di tahun 1970-an, kawasan ini juga dikenal sebagai pusat penjualan barang pecah belah seperti mangkuk, piring dan gelas.

BACA JUGA:Inilah Deretan Artis Hollywood Meninggal Dunia Karena Kalah Melawan Kanker

BACA JUGA:Tenang! Irak Janji Bantu Timnas Indonesia Lolos Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Caranya...

Di sebelahnya juga terdapat pusat penjualan alat-alat masak serta toko mainan anak-anak.

Artinya, Lorong Basa menjadi pusat perbelanjaan yang sangat digemari oleh kalangan ibu rumah tangga.

Asal Usul Nama Lorong Basa

Terdapat beberapa versi mengenai asal usul nama Lorong Basa ini.

BACA JUGA:5 Tingkatan Ilmu Menurut Spiritual Jawa, Kamu di Tingkatan Mana?

BACA JUGA:Temui Pj Bupati Muba, PT Indomarco Prismatama Salurkan Dua Bantuan CSR

1. Versi Pertama menurut Raden Husein atau Di Rajo, seorang penelusur sejarah Palembang

Lorong Basa dulunya selalu basah lantaran tumpahan dan ceceran air yang diangkat dan diangkut melewati lorong ini.

Para pedagang Tionghoa membawa air dari sungai Musi ke perkampungan di sekitar Masjid Lamo dan Beringin Janggut dengan menggunakan kaleng segi empat yang diangkut dengan cara dipikul.

Akibat aktivitas inilah, jalan tersebut selalu basah sehingga dinamakan Lorong Basa.

BACA JUGA:Bansos PKH dan BPNT Cair Lewat ATM KKS Duluan, Untuk KPM Dengan Kriteria Berikut!

BACA JUGA:Shin Tae-yong Tegas Akan Lakukan Evaluasi Skuad Garuda, Imbas Timnas Indonesia Dilibas Irak di Kandang Sendiri

2. Versi Kedua, nama Lorong Basa konon juga terkait dengan praktik prostitusi yang terjadi di masa Belanda sekitar tahun 1938-1942.

Kawasan ini menjadi tempat prostitusi lantaran lokasinya strategis di pusat perdagangan dan pelabuhan.

"Basa" dalam konteks ini merujuk pada aktivitas ilegal yang terjadi disana kala itu.

3. Versi Ketiga, Lorong Basa diambil dari nama Jalan Sentot Alibasyah

BACA JUGA:Warga Yahudi Israel Serbu Masjid Al Aqsa, Aniaya Warga Palestina, Indonesia Protes Keras

BACA JUGA:GACOR BANGET! 5 HP Merek Hp yang Tahan Terendam Air, Bisa Dipakai Buat Ngonten Sambil Diving

Menurut versi ketiga ini, Lorong Basa diambil dari nama Jalan Sentot Alibasyah yang sering disingkat menjadi Lorong Basa.

Walaupun masuk akal, namun versi ini dianggap kurang kuat lantaran sebelum tahun 1970-an, jalan ini telah dikenal dengan nama Lorong Basa.

Adanya kisah Lorong Basa di Pasar 16 Ilir Palembang ini membuktikan betapa kaya dan beragamnya sejarah serta budaya Kota Palembang.

Dengan bermacam versi asal usul nama, Lorong Basa tetaplah menjadi bagian penting dari sejarah ibu kota Provinsi Sumatera Selatan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: