Honda

3 Pondasi Hidup Menurut Masyarakat Jawa Kuno, Nomor 1 Ojo Dumeh, Ini Maknanya

3 Pondasi Hidup Menurut Masyarakat Jawa Kuno, Nomor 1 Ojo Dumeh, Ini Maknanya

Ilustrasi pondasi hidup menurut masyarakat Jawa kuno yang dikonotasikan dengan sifat semar-pixabay-

PALPRES.COM - Salah satu sosok tokoh pewayangan dalam adat Jawa adalah Semar.

Dalam dunia pewayangan, Semar seringkali digambarkan sebagai sosok yang hanya mengabdi kepada manusia yang berbudi luhur atau berbuat baik.

Menariknya, semar merupakan pemimpin yang adil dari empat sekawan atau punakawan.

Keempat sekawan ini terdiri dari gareng, petruk, bagong dan semar.

BACA JUGA:Pertamina EP Bunyu Field dan Tarakan Field Hijaukan Area Operasi di Kalimantan Utara

BACA JUGA:All New Honda BeAT Segera Mengaspal di Palembang, Ini Jadwal Peluncurannya

Menurut Fahrudin Faiz melalui kanal Youtube Ngaji Filsafat, sosok semar itu ideal orang Jawa tentang ketuhanan dan kerukunan antar manusia.

"Ajaran-ajaran dari semar, banyak yang berpengaruh bagi masyarakat Jawa, baik melalui hidup atau melalui Islam," ungkapnya.

Berikut ini 3 pondasi hidup menurut ajaran ilmu masyarakat Jawa Kuno:

1. Ojo Dumeh

BACA JUGA:Ucok Abdulrauf Damenta Resmi Jadi Penjabat Walikota Palembang, Gantikan Ratu Dewa yang Maju Pilkada 2024

BACA JUGA:Simbol Kharisma dan Kekayaan, Intip Keistimewaan Weton Tibo Pati Milik Soekarno dan Soeharto

Maksud dari Ojo Dumeh ini adalah jangan mentang-mentang dalam aspek apapun, termasuk perilaku, kata-kata, ucapan bahkan termasuk kata hati atau yang terbesit di hati.

Ojo dumeh ini dapat juga diartikan suatu peringatan agar manusia tidak larut dengan apa yang dimiliki atau dijalaninya, sehingga cenderung menjalani keputusan hidup yang negatif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: