Honda

Ukraina Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Canggih Rusia, Ini Komentar Zelensky

Ukraina Hancurkan Sistem Pertahanan Udara Canggih Rusia, Ini Komentar Zelensky

Tentara Ukraina tampak mengibarkan bendera negaranya, di salah satu gedung yang berhasi mereka rebut dari pasukan Rusia.-Tangkapan Layar X @ukrainiansquad-

KYIV, PALPRES.COM - Ukraina hancurkan Sistem Pertahanan Udara Rusia, Sabtu 29 Juni 2024 waktu setempat.

Sistem Pertahanan Udara Rusia yang dihancurkan oleh Ukraina, yakni empat sistem rudal permukaan-ke-udara Tor-M2 Rusia yang canggih, tiga sistem roda jarak pendek Pantsir-S1 dan satu sistem Buk. sistem jarak menengah.

Demikian diungkap Kementerian Pertahanan Ukraina dalam sebuah pernyataan, Minggu 30 Juni 2024.

Penghancuran Sistem Pertahanan Udara Rusia tersebut, seusia dengan seruan dari Presiden Volodymyr Zelensky untuk menargetkan peluncur rudal Rusia dan memperkuat aset pertahanan udara Ukraina sendiri.

BACA JUGA:Jelang Semifinal Piala AFF U16 2024: Garuda Muda Siap Tampilkan Permainan Terbaik Hadapi Australia

BACA JUGA:ATURAN BARU, Data Penerima Bansos di DTKS Diperbarui Setiap Bulan, Kemensos Serahkan Pengajuan dan Penghapusan

Namun dalam pernyataan tersebut, Kementerian Pertahanan Ukraina tidak merinci jangka waktu dan di mana sistem tersebut dilaporkan menjadi sasaran.

Memang dalam beberapa waktu terakhir, Ukraina secara konsisten menargetkan sistem pertahanan udara canggih milik Rusia.

Ukraina mulai memusatkan perhatian pada ancaman yang ditimbulkan oleh aset Rusia, terhadap armada jet tempur F-16 barunya.

Ukraina diperkirakan akan menerima jet-jet buatan Barat tersebut untuk bergabung dengan angkatan udaranya, dalam beberapa minggu mendatang.

BACA JUGA:Ratu Dewa Sumbang 1 Ambulans dan 800 Rompi Buat Driver Online, ADO Sumsel Nyatakan Dukungan

BACA JUGA:Kunjungi Lubuklinggau, Ketua PWI Sumsel Ingatkan Hal Ini

Meskipun jangka waktu pastinya masih belum jelas, dan dapat berubah sejak sekutu Barat Ukraina menjanjikan pesawat tersebut tahun lalu.

Sebelumnya, militer Ukraina mengatakan telah menyerang komponen tiga sistem pertahanan udara canggih Rusia di Krimea

Menurut Letnan Jenderal Kyrylo Budanov, kepala badan intelijen militer GUR Ukraina, Rusia telah menempatkan komponen sistem rudal anti-pesawat S-500 "eksperimental" di Krimea. 

Laporan ini menunjukkan, bahwa Rusia mungkin telah melakukan serangan terhadap bagian dari sistem S-500 di semenanjung tersebut.

BACA JUGA:Drone Kamikaze Hizbullah Hantam Pangkalan Brigade Tank Israel

BACA JUGA:Gempa Guncang Pangandaran Jabar, Kekuatannya 5.3 Magnitudo

Selain itu, Ukraina juga mengklaim militernya telah menghancurkan dua sistem pertahanan udara Rusia dalam satu hari terakhir.

Sehingga total kerugian Rusia akibat persenjataan tersebut sejak Februari 2022 menjadi 873.

Dalam suatu rekaman, SBU dan Kementerian Pertahanan Kyiv menunjukkan sebuah drone Ukraina menyerang salah satu sistem Tor-M2 Rusia.

Selanjutnya juga diperlihatkan rekaman, yang disebut sebagai serangan terhadap sistem Pantsir-S1. 

BACA JUGA:Cek Disini Cara Mudah Mendeteksi Batu Akik Zamrud Asli di 2024, Sangat Mudah dan Gampang

BACA JUGA:Jadwal Sholat Hari Ini 1 Juli 2024 untuk Wilayah Palembang dan Sekitarnya

Pantsir-S1 juga kerap disebut sebagai sistem SA-22 atau Greyhound.

Video tersebut kemudian menunjukkan beberapa serangan lain terhadap sistem pertahanan udara.

Para pejabat Ukraina juga sebelumya melaporkan adanya serangan rudal Rusia di Vilniansk, di wilayah tenggara Zaporizhzhia, Ukraina.

Serangan itu telah menewaskan tujuh orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai lebih dari 30 lainnya.

BACA JUGA:Akui Kelelahan karena Cuaca Panas, Mawardi Yahya Pastikan Kondisinya Sehat

BACA JUGA:Tenggelam di Sungai Dawas Muba, Penambang Minyak Ilegal Ditemukan Tim SAR Gabungan

Terkait hal itu Zelensky mengatakan, kota-kota dan komunitas di negara tersebut setiap hari menderita akibat serangan Rusia.

Cara untuk mengatasinya, lanut Zelenskuy, yakni dengan menghancurkan peluncur rudal Rusia, menyerang jarak jauh dan meningkatkan jumlah sistem pertahanan udara modern di Ukraina.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: