Honda

5 Suku Terbesar yang Ada di Pulau Sumatra, Dari Melayu Hingga Batak, Nomer 3 Paling Unik

5 Suku Terbesar yang Ada di Pulau Sumatra, Dari Melayu Hingga Batak, Nomer 3 Paling Unik

Penampakan dari pasangan muda mudi yang menganut budaya Melayu pada acara pernikahannya dan merupakan populasi terbesar di Sumatra--Instagram@viennagallery

4. Suku Batak

BACA JUGA:Pas Buat di Santap Pas Weekend Bersama Keluarga, 5 Kedai Es Kacang Merah Ini Paling Populer di Palembang

BACA JUGA:5 Hp Merek Infinix Ini Punya Desain Keren dan Spesifikasi yang Ga Kalah Dikelasnya!

Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia, tetapi tidak diketahui kepastian waktu nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatra Timur. 

Bahasa dan bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu pada zaman batu muda (Neolitikum).

Identitas Batak populer dalam sejarah Indonesia modern setelah didirikan dan tergabungnya para pemuda dari Angkola, Mandailing, Karo, Toba, Simalungun, dan Pakpak di organisasi yang dinamakan Jong Batak tahun 1926, tanpa membedakan agama dalam satu kesepahaman.

Sebelum suku Batak menganut agama Kristen dan Islam, mereka mempunyai sistem kepercayaan dan religi terhadap Mulajadi na Bolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasaannya terwujud dalam Debata Natolu.

BACA JUGA:4 Tempat Makan Bubur Ayam di Palembang Terkenal dan Murah, Tempat Kaki Lima Rasa Ga Kalah Dengan Restoran Mewa

BACA JUGA:WEEKEND SERU! 5 Tempat Makan di Palembang Ini Bisa Jadi Tujuan Habiskan Waktu Libur Bersama Keluarga

5. Suku Mentawai

Suku Mentawai adalah penghuni asli Kepulauan Mentawai. Sebagaimana suku Nias dan suku Enggano, mereka adalah bagian dari Melayu Proto yang menetap di Kepulauan Nusantara sebelah barat. 

Selain di Mentawai, daerah hunian mereka berada di Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan.

Tradisi yang khas dari suku ini adalah penggunaan tato di sekujur tubuh (dalam bahasa setempat disebut dengan titi), yang terkait dengan peran dan status sosial penggunanya. 

Tidak sembarang tato, setiap motif yang dilukiskan di badan mereka memiliki filosofi tertentu.

BACA JUGA:Surat Resmi Keluar, Dana Bansos PKH Tahap 3 Dibagikan Via Pos Indonesia, Kapan Penyaluran Lewat KKS?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: