Honda

Berasal Dari Abad Ke- 10, Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Ini Berisikan Tentang Kutukan!

Berasal Dari Abad Ke- 10, Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Ini Berisikan Tentang Kutukan!

Prasasti Telaga Batu yang berasal dari abad ke- 10 Masehi--Instagram@museumnasionalindonesia

Prasasti ini merupakan tanda bahwa di Kota Sriwijaya tinggal para pejabat kerajaan, panglima tentara, para penegak hukum, para saudagar, para tukang/perajin sampai dengan para tukang cuci kerajaan yang disumpah oleh Datu Sriwijaya.

Dilansir dari  Jurnal Figur Ular Pada Prasasti Telaga Batu: Upaya Pemaknaan Berdasarkan Pendekatan Semiotika Peirce karya Muhammad Alnoza, prasasti yang dikeluarkan oleh Kedatuan Sriwijaya ini berisi tentang kutukan kepada siapa saja yang melawan kuasa sang raja. Dan sering disebut para peneliti sebagai prasasti persumpahan.

Raja Sriwijaya dalam prasasti tersebut bersumpah di depan para dewa (termasuk dewa lokal bernama Tandrun Luah), agar siapa saja yang melawan raja maka akan mati seketika karena kena kutuk.

Berikut beberapa poin yang terdapat di dalam isi Prasasti Telaga Batu:

BACA JUGA:Samsung Galaxy Fit 3 Vs Galaxy Fit 2, Mana yang Layak Di Beli Buat Akhir Tahun Nanti?

BACA JUGA:Yamaha NMax 155 Vs Honda PCX 160, Siapa yang Jadi Jawara?

1. Kutukan terhadap pejabat kerajaan yang durhaka dan tidak taat kepada perintah raja.

2. Kutukan terhadap orang yang melakukan kejahatan

Disamping itu, terdapat juga figur ularr berkepala tujuh.

Makna figur ular pada Prasasti Telaga Batu adalah sebagai mucalinda yang melindungi Datu Sriwijaya beserta hukum yang ia buat.

Mucalinda dalam prasasti Telaga Batu didasari konsep Buddharaja yang berkembang di Asia Tenggara saat itu.

Berdasarkan perbandingan yang dilakukan antara mucalinda di Kerajaan Sriwijaya dan Asia Tenggara daratan, keduanya menggunakan mucalinda untuk melindungi sang raja, akan tetapi keduanya memiliki cara yang berbeda untuk menunjukkan perwujudan keterkaitan mucalinda pada sosok raja.

BACA JUGA:NGERI BANGET! Ini 3 Fakta Tentang Pesugihan Kandang Bubrah Wonogiri, Benarkah Minta Tumbal?

BACA JUGA:MEMUKAU! Besar di Zaman Sriwijaya, Ini 3 Transformasi Dari Aesan Gede Beserta Filosofinya

Mucalinda menandakan wibawa sang datu sebagai Buddha yang hidup di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: