Survei SPIN, 2 Paslon Bakal Saling Salip di Pilwako Palembang
Hasil lembaga survei SPIN mencatatkan 2 Paslon Pilkada Palembang diprediksi akan saling menyalip di Pilwako Palembang--
“Salah satu temuan yang menarik adalah tren elektabilitas paslon Yudha Pratomo dan Baharudin mengalami kenaikan, terutama momentumnya usai debat perdana 22 Oktober lalu, ditambah komunikasi kampanye yang massif dan program yang atraktif,” kata Mawardin.
“Fenomena stagnasi dan macetnya elektabilitas Ratu Dewa - Prima Salam bisa dianalisis dalam konteks adanya migrasi pemilih ke paslon lain yang menawarkan perubahan, lalu seiring berjalannya kampanye dan debat publik, animo masyarakat Kota Palembang yang pro perubahan semakin kental,” tambah Mawardin.
Sementara itu elektabilitas paslon Fitrianti Agustinda - Nandriani Octarina yang menurun disebabkan oleh jangkauan elektoralnya yang terbatas, kurang representatif dari segi ceruk suara, dan di sisi lain perilaku pemilih cenderung menghendaki pemimpin yang tegas dan maskulin di tengah masalah premanisme dan pungli yang menjamur.
BACA JUGA:Pasangan Yudha-Bahar Deklarasikan Diri Sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Palembang
BACA JUGA:Ratu Dewa – Prima Salam Blusukan di 3-4 Ulu Palembang, Pedagang Pempek Bahagia
Selain survei elektoral, lembaga SPIN juga mengadakan FGD dan analisis kualitatif terkait kapasitas kepemimpinan para paslon, serta memotret sejumlah permasalahan terkini yang perlu diatasi oleh Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palembang mendatang.
Antara lain masalah pengangguran, banjir, kerusakan jalan, premanisme dan pungli.
Mawardin menilai figur Yudha Pratomo dan Baharudin lebih siap dalam memimpin Kota Palembang dibandingkan paslon lain.
Menurutnya, kesiapan ini tergambar jelas dari pemahaman yang mendasar seputar isu-isu pembangunan, dalam sejumlah forum diskusi dan debat publik.
BACA JUGA:Resmi Dukung Ratu Dewa-Prima Salam di Pilkada Palembang, PDIP Siap Berkoalisi di Pilwako
Keunggulan kualitatif Yudha Pratomo juga ditopang dengan artikulasi komunikasi yang matang sebagai figur intelektual jebolan Inggris, tentunya memiliki jaringan internasional, serta belum terbelenggu dengan lingkaran elite status quo.
Mawardin menyebut, paslon Yudha Pratomo - Baharudin merupakan dua sosok yang memiliki latar belakang akademik dan pengalaman profesional yang komplit, mencerminkan spirit pembaharuan dan perubahan.
Sehingga terbentuk desain pembangunan yang berbasis pada berpikir lokal bertindak global (think locally, act globally).
“Portofolio dan jejak rekam Yudha Pratomo lebih relevan untuk menjawab tantangan kontemporer Kota Palembang saat ini, mengingat dia punya kapasitas, kompetensi dan pemikiran visioner untuk menduniakan Kota Palembang sebagai kota maju, semacam Neo-Sriwijaya 4.0. Sedangkan Baharudin seorang politisi teknokrat yang penuh terobosan sekaligus organisator hebat yang bergelut di lapangan,” ungkap Mawardin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: