BMKG Belum Bisa Beri Peringatan Dini saat Tsunami Aceh 2004? Ternyata Ini Faktor Penyebabnya
Animasi 3D menampilkan pembentukan Gelombang Tsunami-YouTube/Trial Exhibits, Inc.-
BMG sendiri saat itu baru memiliki 28 Sensor Seismograf Semi Telemetri, yang sebagian besar rusak.
BACA JUGA:Update BMKG, Pagi Ini Gempa 4.5 Magnitudo Guncang Pohuwato Gorontalo, Tak Berpotensi Tsunami
BACA JUGA:KEREN! Peduli Korban Gempa, RI Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Vanuatu
Selain 29 Seismigraf Analog di berbagai Kantor Stasiun Geofisika,” jelas Daryono.
Belum Operasikan Teknologi broadband seismology
Faktor lainnya, menurut Daryono, saat itu BMKG belum mengoperasikan teknologi broadband seismology.
Sehingga, belum mampu menentukan Magnitude Moment (Mw) untuk gempa besar.
BACA JUGA:Pagi Ini Gempa 4.9 Magnitudo Terjadi di Maluku Barat Daya, Cek Update Pusat Gempa Regional IX Ambon
BACA JUGA:Pagi Ini Gempa 4.5 Magnitudo Guncang Maluku Barat Daya, Cek Update Pusat Gempa Regional IX Ambon
“BMKG saat itu baru mampu menentukan Magnitude gempa dalam Skala Richter (SR) berbasis seismograf Short Period,” ungkap Daryono.
Ditambahkan Daryono, sistem pengolahan data gempa di BMKG saat itu juga masih semi digital dan manual.
Sehingga, lanjutnya, proses penentuan parameter gempa butuh waktu lama dengan hasil kurang akurat.
“Faktor lainnya yang menjadi penyebab gempa dan Tsunami Aceh 26 Desember 2004 BMKG belum mampu memberikan Peringatan Dini Tsunami, karena sistem diseminasi informasi gempa belum terbangun dan masih mengandalkaj jaringan telepon,” ujar Daryono.
BACA JUGA:Pagi Ini Gempa 3.9 Magnitudo Guncang Sukabumi, Cek Update Terkini Balai Besar MKG Wilayah 2
BACA JUGA:Pagi Ini Gempa 4.1 Magnitudo Guncang Tilamuta Gorontalo, Cek Kedalaman dan Episentrumnya
Jenis gempa dangkal
Sebelumnya, dalam laman Instagram @DaryonoBMKG, Daryono kembali mengenang gempa 9.1 Magnutudo 20 tahun lalu, tepatnya 26 September 2024 pukul 07.59 WIB, terjadi di utara Pulau Sumatera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: