Pupuk Indonesia Jajaki Potensi Pemanfaatan Gas Alam Proyek Migas di Wilayah Kerja Masela dan South Andaman
Pupuk Indonesia menandatangani dua dokumen kesepakatan awal untuk menjajaki potensi kerja sama pemanfaatan gas alam dari dua proyek migas, yakni Wilayah Kerja Masela dan Wilayah Kerja South Andaman. Penandatanganan dua dokumen itu dilakukan dalam rangkaia--
PALPRES.COM- PT Pupuk Indonesia (Persero) menegaskan kolaborasi erat antara sektor energi dan industri pupuk menjadi fondasi penting dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang menjadi bagian dari visi Asta Cita pemerintah.
“Kami ingin menekankan bahwa kolaborasi antara industri pupuk dan sektor energi sangatlah erat. Sektor energi memiliki peranan penting dalam kesuksesan Indonesia menuju swasembada pangan,” kata Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi dalam acara Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025.
Sebagai wujud komitmen memperkuat sinergi tersebut, Pupuk Indonesia menandatangani dua dokumen kesepakatan awal untuk menjajaki potensi kerja sama pemanfaatan gas alam dari dua proyek migas, yakni Wilayah Kerja Masela dan Wilayah Kerja South Andaman.
Penandatanganan dua dokumen itu dilakukan dalam rangkaian acara Indonesia Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025 yang berlangsung di Tangerang, 20–21 Mei 2025.
BACA JUGA:Sidak ke Kantor Pupuk Indonesia, Menteri Pertanian Puji Kinerja Distribusi Pupuk Nasional
BACA JUGA:Pupuk Indonesia Sabet 3 Penghargaan dan Rahmad Pribadi Dinobatkan sebagai CEO Visioner
Kesepakatan pertama yang berhasil dibuat Pupuk Indonesia adalah penandatanganan Head of Agreement (HoA) dengan JV INPEX Masela Ltd - PT Pertamina Hulu Energi Masela dan PETRONAS Masela Sdn. Bhd.
Penandatanganan HoA antara Pupuk Indonesia dengan konsorsium pengelola blok Masela tersebut akan menjadi langkah awal kerja sama pemanfaatan gas dari Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela.
Pupuk Indonesia berencana memanfaatkan pasokan gas dari Lapangan Abadi Wilayah Kerja Masela bagi pabrik blue ammonia yang akan dibangun di Pulau Yamdena, Maluku.
Pabrik yang ditargetkan mulai beroperasi pada 2030 itu diperkirakan membutuhkan pasokan gas jangka panjang sebanyak 150 Juta Kaki Kubik Standar per Hari (MMSCFD).
BACA JUGA:Pupuk Indonesia Investasi Rp116 Triliun Kembangkan Kapasitas Produksi untuk Dukung Swasembada Pangan
Pembangunan pabrik blue ammonia di Pulau Yamdena ini tidak hanya merepresentasikan kontribusi
Pupuk Indonesia dalam mendukung visi Asta Cita pemerintah di bidang hilirisasi dan industrialisasi, tetapi juga menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi di kawasan timur Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
