Honda

Pelaksanaan Idul Adha Berbeda, Buya Yahya: Umat Jangan Bingung

Pelaksanaan Idul Adha Berbeda, Buya Yahya: Umat Jangan Bingung

JAKARTA, PALPRES.COM – Pasca penetapan Idul Adha Indonesia oleh Kementerian Agama RI yakni jatuh pada 10 Juli 2022 yang berbeda dengan Pemerintah Arab Saud dan Muhammadiyah yakni 9 Juli 2022, pro dan kontra terjadi di sebagian umat Muslim di Tanah Air.

Sebagian bersikukuh akan mengikuti penetapan Idul Adha Kerajaan Arab Saudi, sementara sebagian lain patuh dengan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama RI.

Nah, bagaimana kita menyikapi perbedaan itu.

Terkait kondisi tersebut, Pendakwah Yahya Zainul Ma'arif atau Buya Yahya memberikan tanggapannya.

BACA JUGA: MUI: Hormati Perbedaan Idul Adha

Buya Yahya meminta umat tidak bingung karena perbedaan adalah hal yang biasa sejak dulu.

Umat Islam diharap tak khawatir, pasalnya ketentuan Idul Adha di Indonesia pun sudah sesuai tuntunan.

Buya Yahya menyampaikan terkait perbedaan Idul Adha ini di akun YouTube Al-Bahjah TV, dengan judul: Idul Adha Ikut Pemerintah Indonesia Atau Saudi Arabiah ? - Buya Yahya Menjawab, yang diunggah pada 21 Agustus 2018.

Dalam keterangannya, Buya Yahya membahas soal puasa Arafah yang biasa dilakukan pada 9 Dzulhijah.

BACA JUGA:Pemerintah Tetapkan Idul Adha 10 Juli 2022

"Kalau anda berada di Makkah, maka puasa anda bareng dengan orang wukuf di Arafah, karena anda ada di Saudi," ujarnya.

"Kalau anda ada di luar Saudi, puasa anda (tetap) tanggal 9 . Cuma di Indonesia tanggal 9 itu kapan?," sambungnya.

Buya Yahya juga memberikan kebebasan jika masyarakat Indonesia hendak mengikuti 9 Dzulhijjah di Arab Saudi maka tidak salah karena hal itu bisa mengacu pada pendapat Imam Malik. 

Diketahui ada dua pendapat dari Imam Malik dan Imam Syafii terkait penetapan Idul Adha ini.

BACA JUGA:Idul Adha Bisa Jadi Tak Serentak

"Artinya apa, hari ini anda puasa arafah, besok kita sembelih Qurban bareng Saudi, sah secara fiqih. Jangan ada yang mengatakan ini salah," ujarnya.

Buya Yahya juga sangat mempersilahkan jika seseorang hendak mengikuti puasa arafah sesuai dengan ketentuan pemerintah negaranya

Karena hal itu sudah sesuai berdasarkan waktu pengerjaan bukan momentum wukuf. Tuntunan tersebut bersal dari mazhab imam Syafi'i dan secara fiqih itu tetap sah.

"Jika ada perbedaan pendapat semacam ini, mana yang boleh anda pilih? secara fiqih anda boleh (pilih) salah satu," ujar Buya Yahya.

BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Harga Beras di Pagaralam Stabil

Sebelumnya, Ustaz Adi Hidayat (UAH) juga mencoba jawab keraguan umat Islam terkait perbedaan pelaksanaan Idul Adha di Arab Saudi dan di Indonesia.

Ustaz Adi Hidayat juga meminta umat Islam tidak bingung walaupun perayaan Idul Adha di Indonesia dan di Arab berbeda satu hari.

Diketahui perayaan Hari Raya Idul Adha 1443 H di Indonesia jatuh pada Minggu 10 Juli 2022, sedangkan di Arab Saudi pada tanggal Sabtu 9 Juli 2022.

Adi Hidayat juga meminta umat Islam tak khawatir walaupun ini berpengaruh pada puasa arafah yang mengacu pada wkatu wukuf.

BACA JUGA:Jelang Idul Adha, Lalu Lintas Hewan Diperketat

Pasalnya, lanjut Adi Hidayat ketentuan Idul Adha sudah di Indonesia sudah sesuai dengan ketentuan dan memiliki dasar.

Menyikapi hal ini, Ustaz Adi Hidayat berikan tanggapannya, pernyataan pendakwah kondang yang biasa disapa UAH ini kemudian diunggah di kanal YouTube: Puasa Arafah Harus Sesuai Wukuf di Mekah atau Keputusan Pemerintah - Ust Adi Hidayat, diunggah pada 30 Juni 2022.

Awalnya Ustaz lulusan S2 Islamic Call Collage, Tripoli, Libya ini membawakan sepenggal Hadist riwayat Muslim nomor 1162 terkait pelaksanaan puasa Arafah dan keutamaannya.

Hadist Muslim nomor 1162 dari Abu Qatadah Al Ansori, Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda; صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ

BACA JUGA: 46 Calon Haji asal Indonesia Dipulangkan, Ternyata Ini Penyebabnya

Dari Abu Qatadah semoga Allah berikan ridho pada beliau menyampaikan, Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam pernah ditanya tentang puasa di hari arofah.

"Hari arofah itu tanggal berapa? 9. Ingat ya, suka agak keliru, sebagian orang mengatakan shoum arofah. Kalau cuma disebutkan, Nabi mengatakan syiam arofah, puasa arofah," ujar UAH.

Kata UAH, jika pemahamannya merujuk kepada momentum, maka puasa Arah bertetapan jemaah Haji wukuf di Arafah, Mekkah.

"Arofah itu menunjuk pada momentumnya, ya momentum orang wukuf. Jadi kalau bahasanya puasa 'arofah, maka gak ada penafsiran," ujar UAH.

BACA JUGA:Aisyah (20) Jemaah Calon Haji Termuda Asal Muba

"Jadi begitu di Saudi wukuf sekarang, kita ikut puasanya di hari itu. Jelas ya, itu kalau tidak menggunakan 'Yaum'," terangnya.

Namun harus dipahami juga, Indonesia memiliki jarak yang jauh dari Arab Saudi, dan juga memiliki waktu yang berbeda.

"Tapi kalau menggunakan 'Yaum', Yaum itu disebut 'Dzor fuzzaman, ya. Huruf yang melekatkan sesuatu pada waktunya, bukan momentumnya, menunjuk pada waktu, ya.

Sejumlah ulama pun sepakat jadi jika ada perbedaan waktu dan jarak yang mencolok alangkah baiknya menggunakan tidak momentum.

BACA JUGA:Wali Kota Doakan CJH Jadi Haji Mabrur

Dari segi penunaiannya, bahkan ulama-ulama Saudi pun memberikan fatwa jadi kalau di suatu negara zona waktunya berbeda jauh, tidak terlampau dekat yang bisa melahirkan perbedaan waktu, maka waktu di negara tersebut yang diikuti.

"Jadi Yaum itu menunjuk pada waktu. Maksudnya apa? Hadist ini ingin menegaskan, puasa ini dilakukan, bukan mengikuti momentumnya, tapi mengikuti waktunya, ya," jelas Ustaz Adi Hidayat.

Oleh karena itu, kata Ustaz Adi Hidayat, meski jemaah Haji sedang berwukuf pada 9 Dzulhijjah di Arab Saudi, ibadah puasa di negara lain tak ada keterikatan dengan momentum tersebut.

"Waktu orang wukuf tanggal berapa, 8 apa 9? 9 ya. Jadi orang wukuf di tanggal 9 Dzulhijjah," tegas UAH.

BACA JUGA:Musim Haji 2022, Kilang Pertamina Plaju Tingkatkan Produksi Avtur

Artinya kalau di satu tempat, satu daerah, satu negara sudah masuk ke tanggal 9 Dzulhijjah, sekalipun tidak sama dengan tempat orang wukuf sekarang di Saudi, maka itu sudah harus menunaikan puasanya.

"Jadi jatuh puasanya pada tanggalnya, bukan pada momentum wukufnya. Jelas ya, yang harus diikutkan pada tempat tertentu," ujarnya

"Kecuali kalau waktunya dekat, sekitaran teluk, gitu kan, UAE, Qatar, bahkan kami sampai ke Libya. Itu kalau Saudi musim haji, sudah ikut waktu Saudi, ya. Nggak ribut-ribut lagi," Ujar UAH. DISWAY.ID

Artikel sudah tayang di disway.id dengan judul: Umat Jangan Bingung, Buya Yahya Pastikan Idul Adha Indonesia Sudah Ikuti Tuntunan Mazhab: Artinya Apa...

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: disway.id