Banner Honda PCX

Bupati Muba Ikuti Rapat Monitoring Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla secara Virtual

Bupati Muba Ikuti Rapat Monitoring Kesiapsiagaan Penanganan Karhutla secara Virtual

Bupati Muba H M Toha bersama pimpinan Forkopimda mengikuti rapat kesiapsiagaan penanganan Karhutla secara virtual, Senin 28 Juli 2025.-Dinas Kominfo Muba-

SEKAYU, PALPRES.COM- Bupati Muba H M Toha bersama pimpinan Forkopimda mengikuti rapat kesiapsiagaan penanganan Karhutla secara virtual, Senin 28 Juli 2025.

Kegiatan itu dilaksanakan di ruang rapat Rumah Dinas Bupati Muba yang dipimpin langsung oleh Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni ini juga dihadiri Kepala BNPB Letjen Dr Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, serta unsur TNI dan Polri. 

Fokus utama pembahasan adalah antisipasi puncak kemarau pada Juli–Agustus yang berpotensi meningkatkan risiko kebakaran hutan dan lahan di berbagai daerah.

Dalam arahannya, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menggarisbawahi bahwa penanganan Karhutla menunjukkan progres signifikan berkat koordinasi lintas sektor yang semakin solid. 

BACA JUGA:Siaga Darurat Bencana Asap, Kapolres Musi Rawas Pimpin Apel Kesiapsiagaan Bencana Asap Akibat Karhutlabun

BACA JUGA:Langkah Pemprov Tangani Karhutla di Lahan Gambut Sumatera Selatan

“Kita adalah bangsa pembelajar. Kunci keberhasilan ini adalah keberanian menurunkan ego sektoral, memperkuat kolaborasi pusat dan daerah, serta sinergi masyarakat,” ujarnya.

Ia juga menekankan pentingnya penegakan hukum terhadap pelaku pembakaran, edukasi publik, serta kesiapsiagaan sejak dini dengan status siaga darurat. 

“Wilayah-wilayah dengan risiko tinggi harus segera menetapkan status siaga darurat, terutama memasuki 10 hari pertama Agustus,” tegas Raja Juli.

Senada, Kepala BNPB Letjen Suharyanto menambahkan bahwa sinergi berbagai pihak telah berdampak nyata dalam menekan luas lahan terbakar. 

BACA JUGA:CATAT! Inilah 7 Daerah Sumsel yang Siaga Karhutla

BACA JUGA:7 Arahan Strategis Bupati Muba untuk Cegah Karhutlah 2025

Ia menyebutkan bahwa BNPB telah mengerahkan dukungan udara, satgas darat, dan operasi modifikasi cuaca (OMC) di daerah rawan seperti Sumsel, Riau, dan Jambi. 

“Penanganan harus berbasis prediktif, preventif, dan responsif. Status siaga darurat harus diputuskan dengan cepat agar intervensi lapangan bisa optimal,” katanya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait