PRABUMULIH, PALPRES.COM- Oknum yang diduga Kepala Desa (Kades) Talang Balai Kecamatan Belida Darat Kabupaten Muara Enim, jadi bahan perbincangan dan sorotan masyarakat Prabumulih dan Muara Enim.
Pasalnya, beredar surat permintaan uang senilai Rp37 juta yang ditujukan ke pihak Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Field Prabumulih.
Permintaan uang tersebut untuk alasan menjaga keamanan lantaran di Desa Talang Balai terdapat 9 unit pumping dan 10 unit gardu milik PHR Zona 4 Field Prabumulih.
Dalam isi surat yang ditanda tangani langsung oknum Kades Talang Balai, terdapat kata-kata yakni dalam rangka meningkatkan keamanan dan menjalin silaturahmi yang baik antara desa dan pihak perusahaan PT Pertamina.
BACA JUGA:Koalisi Kawali Desak Kejati Sumsel Usut Mafia Tambang di Muara Enim
Serta sebagai dasar hukum UU No 6 tahun 2014 tentang desa dan tugas dan fungsi kepala desa, berkewajiban mensejahterakan masyarakat serta menjaga keamanan wilayah desa.
Karena di Desa Talang Balai terdapat asset Pertaminan yakni 9 unit pumping yakni TLJ 031, TLJ 236, TLJ 156, TLJ 193, TLJ 228, TLJ 221, TLJ 225, TLJ 238, TLJ 228 dan 10 unit gardu.
Tak hanya itu oknum Kades Talang Balai dalam isi surat itu juga meminta pihak perusahaan (PHR Zona 4, red) sesuai data memberikan tenaga untuk membantu keamanan.
Dan pihak PHR Zona 4 harus membayar dengan uang dengan nilai yakni satu unit di jaga 3 orang masing-masing Rp1 juta per orang X 3 orang jadi Rp3 juta.
Karena ada 9 unit pumping maka Rp3 juta X 9 unit maka totalnya Rp27 juta per bulan.
Sementara untuk biaya gardu yakni 10 unit X Rp 1 juta jadi total Rp10 juta per bulan.
Dengan total keseluruhan uang yang dipinta yakni Rp37 juta per bulan yang harus dikeluarkan pihak Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Field Prabumulih.
Menanggapi surat oknum kades yang meminta uang jasa keamanan, GM Pertamina Hulu Rokan Zona 4, Agus Amperianto pun memberikan tanggapannya.
Menurut Agus bahwa terkait dengan kegiatan pengamanan, perusahaan memang dituntut untuk dapat melakukan pengamanan secara sistematis. Demi mendukung terlaksananya kegiatan produksi migas secara baik dan optimal.
Aspek pengamanan tersebut sudah dikelola secara terintegrasi melalui penerapan Sistem Manajemen Pengamanan (SMP).