Harga Pupuk Tetap Mahal, Diduga Jadi Lahan Bisnis Oknum Koptan

Senin 26-09-2022,16:43 WIB
Reporter : Bernat Albar
Editor : Ella Twit

LAHAT, PALPRES.COM- Mahalnya harga jual pupuk urea dan buah yang diperuntukkan bagi petani padi, membuat mereka sedikit kewalahan dan disinyalir menjadi lahan bisnis mencari keuntungan pribadi oleh oknum kelompok tani (Koptan) yang ada di Kecamatan Lahat Selatan, Kabupaten Lahat.

Makcik salah satu petani asal Lahat Selatan mengemukakan, dirinya setiap kali musim tanam membutuhkan pupuk urea dan buah mencapai 75 kilogram (Kg). 

Hanya saja, kebutuhan tersebut tidak diimbangi dengan harga jual yang tinggi.

“Betul, untuk pupuk urea dibutuhkan 50 Kg dihargai Rp150.000 per karung, sedangkan untuk perangsang buah kisaran 25 Kg dengan harga Rp160.000, jadi total pengeluaran sebesar Rp460.000,” jelasnya, Senin 26 September 2022.

BACA JUGA:Bibit Sawit Unggul, Produktifitas Hasil TBS Tinggi

Jelas, sambung dia, berbanding terbalik dengan harga jual yang ada di desa tetangga, dengan harga jual Rp130.000 untuk jenis urea, sedangkan pupuk khusus buah besarannya Rp140.000.

"Tentunya, ini sudah menjadi lahan bisnis oknum ketua kelompok tani (Koptan), untuk mencari keuntungan pribadi tanpa memikirkan petani," urai Makcik.

Tentunya, masih kata Makcik, ini sangat memberatkan petani yang mesti merogoh dalam kantong. Dan tentunya kepada instansi terkait untuk turun dan menegur ketua koptan tersebut.

"Selain pupuk, racun hama pun harus dibeli yang mana harga pasaran cukup tinggi diangka Rp80.000 hingga Rp90.000 per botolnya," bebernya.

Terpisah, Santoso petani lainnya menuturkan, dirinya juga begitu terpukul sekali dengan harga pupuk dan racun yang cukup tinggi.

"Akan tetapi, mau tidak mau, suka tidak suka, kebutuhan tersebut wajib dibeli, jika tidak, padi akan mati diserang hama dan tentunya tidak tumbuh dengan baik," terangnya.

BACA JUGA: Pengelola Truk Batubara Bersedia Lewat Jalur Alternatif Lubuklinggau

Dirinya meminta, kepada instansi terkait untuk dapat membantu menekan tingginya harga jual pupuk dan racun hama, sehingga petani bisa terbantu bercocok tanam apabila ditingkat pasar tidak terlampau tinggi.

"Oleh karena itulah, kami terus berupaya dan berharap kepada instansi pemerintah, turun dan mengecek sendiri harga jualnya, sebab, apabila lama kelamaan bisa-bisa kami sebagai petani tidak sanggup lagi bercocok tanam," tegas Santoso.

 

Kategori :