Karena di Indonesia songket memilik ciri dan khas masing-masing.
Seperti Jambi, Sumut, Sumbar, Bali, dan Ternate.
Akan tetapi, yang membuatnya menjadi sedikit berbeda adalah terletak pada kualitas kain tersebut.
John Summerfield dan Susan Rodgers dalam “Gold Cloths of Sumatra: Indonesia's Songkets from Ceremony to Commodity,” (2007) menyatakan, songket Palembang sebagai “Ratu Segala Kain.”
BACA JUGA:Songket Palembang, Pengait Budaya Generasi
Tidak salah jika kita menyatakan bahwa songket Palembang adalah songket terbaik.
Diukur dari kualitas, motif, dan lama pengerjaanya.
Songket asli memerlukan waktu tiga bulan lamanya hanya untuk pengerjaanya.
Dibuat dengan hasil tangan pengrajin sendiri.
BACA JUGA:Kain Arca Buddha, Cikal Bakal Songket Palembang
Diperlukan kesabaran, dan ketelitian yang tinggi dalam pengerjaanya. Itulah kenapa harganya tergolong mahal, dan juga berkualitas lebih premium disbanding songket lainya.
Sebagai ratu kain, songket Palembang memang memerlukan emas untuk bahan pembuatanya.
Sejumlah emas asli untuk dijadikan benang emas, kemudian ditenun tangan menjadi kain yang cantik.
Tambang emas di Sumatera terletak di pedalaman Jambi dan dataran tinggi Minangkabau.
BACA JUGA:Susno Duadji Ungkap Sosok Bermain di Tambang Ilegal, Senggol Kementerian ESDM
Pada zaman dahulu, songket dipergunakan sebagai hadiah antar kerajaan untuk mempererat kerjasama.