Namun apa lagi yang bisa menjelaskan umur panjang mereka?
Faktor genetis bisa jadi adalah faktor penting.
Karena letak geografis kepulauan ini, populasi Okinawa kemungkinan telah menghabiskan sebagian besar dari sejarah mereka dalam isolasi relatif, sehingga membuat mereka memiliki profil genetis yang unik.
Studi pendahuluan menunjukkan profil ini termasuk berkurangnya prevelansi varian gen APOE4 yang bertanggungjawab meningkatkan risiko penyakit jantung dan Alzheimer.
Mereka juga lebih mungkin mewarisi varian gen FOXO3 yang bersifat melindungi, juga memiliki andil dalam pengaturan metabolisme dan pertumbuhan sel-sel tubuh.
Alhasil, meski perawakan mereka lebih pendek, namun risiko mereka terkena berbagai penyakit yang berhubungan dengan penuaan menjadi berkurang.
Meski begitu, gen bagus semata tidak akan sepenuhnya menjelaskan mengapa penduduk Okinawa berumur panjang.
Faktor gaya hidup pasti ikut andil.
OCS menemukan bahwa orang Okinawa lebih sedikit merokok bila dibandingkan dengan kebanyakan populasi lain.
Pekerjaan utama mereka, sebagai petani dan nelayan, juga membuat mereka aktif secara fisik.
Komunitas yang akrab satu sama lain juga membantu setiap orang memiliki kehidupan sosial yang aktif meski sudah tua.
Koneksi sosial telah terbukti meningkatkan kesehatan dan usia karena mereka mengurangi respons tubuh saat menghadapi masa-masa sulit.
Sebaliknya, kesepian terbukti sama berbahayanya dengan mengisap 15 batang rokok sehari.
Pola makan orang Okinawa, sedikit kalori Maka, pola makan orang Okinawa lah yang kemungkinan besar mampu merevolusi pandangan kita soal menua dengan sehat.
Tidak seperti kebanyakan negara Asia, makanan pokok di Okinawa bukanlah nasi, melainkan ubi.
Dalam sejarahnya, ubi pertama kali diperkenalkan kepada penduduk Okinawa melalui perdagangan dengan Belanda pada awal Abad ke-17.