Inilah Rahasia Umur Panjang Warga Okinawa Jepang, Mudah Ditiru

Rabu 07-12-2022,14:26 WIB
Editor : Timo

Penduduk Okinawa juga memakan banyak sekali sayuran berwarna kuning dan hijau seperti pare dan berbagai produk olahan kedelai.

Meski mereka juga makan daging babi, ikan, dan daging lain, lauk-pauk dengan protein hewani biasanya hanya menjadi komponen kecil dari keseluruhan konsumsi mereka. 

Kebanyakan makanan mereka tetap berasal dari tumbuhan. Pola makan tradisional Okinawa, oleh sebab itu, padat dengan vitamin dan mineral esensial, termasuk anti oksidan, tapi juga rendah kalori. 

Terutama di masa lalu, sebelum makanan cepat saji masuk ke kepulauan, rata-rata orang Okinawa makan sekitar 11 persen kalori lebih rendah dibanding konsumsi yang direkomendasikan untuk orang dewasa. 

Atas alasan-alasan ini, beberapa peneliti yakin bahwa orang Okinawa adalah bukti dari keuntungan diet "pembatasan kalori". 

Sejak 1930-an, beberapa dokter dan ilmuwan percaya bahwa membatasi jumlah energi yang kita konsumsi akan memiliki banyak keuntungan. 

Tidak hanya berkurangnya berat badan, namun juga perlambatan proses penuaan. 

Karen Ryan, seorang ahli biologi nutrisi di Universitas California menekankan bahwa kelangkaan asam amino akan mendorong sel untuk memakai kembali materi yang ada di dalam tubuh, ketimbang mensintesa protein baru. 

"Dalam waktu bersamaan, perubahan-perubahan ini dapat mencegah akumulasi kerusakan protein di dalam sel, yang berkaitan dengan proses penuaan," kata dia. 

Protein rusak yang terakumulasi biasanya menjadi penyebab banyak penyakit. 

Namun, ia menambahkan, pembersihan secara teratur ketika kita mengonsumsi menu rendah protein dapat mencegahnya. 

Jadi, apakah kita semua harus mulai melakukan Diet Okinawa? 

Tidak juga. Ryan memberi beberapa bukti yang menyebut asupan rendah protein mungkin bisa membatasi kerusakan sel hingga usia 65 tahun, namun setelah itu, kita butuh lebih banyak asupan protein.

"Nutrisi yang optimal diharapkan bervariasi sepanjang umur manusia," ujar dia. 

Perlu dicatat, dalam sebuah penelitian, manfaat relatif protein dan karbohidrat bergantung pada sumber energinya. 

Misalnya, diet tinggi protein nabati rupanya lebih baik ketimbang diet kaya protein hewani atau susu. 

Kategori :