3 Masjid Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam, Begini Sejarahnya

Rabu 07-12-2022,17:34 WIB
Editor : Trisno Rusli

Ketika Keraton Beringin Janggut hancur oleh Belanda maka Masjid ini juga bernasib yang sama dengan Kraton.

Sehingga Masjid ini hanya tinggal nama.

Lokasi masjid ini berada di sekitaran jalan sayangan pasar burung.

Dan untuk mengenang tapak tilas masjid ini area di sekitaran bekas bangunan Masjid ini diabadikan menjadi nama jalan utama di sana yaitu Jalan Masjid Lama.

BACA JUGA:Maaf, Tenaga Honorer Ini Tidak Masuk Kategori Diangkat Jadi PNS

Ketiga, ketika Keraton Kuto Kecik dan Kraton Kuto Besak dibangun.

Sultan tentunya juga membangun Masjid di belakang Kraton, yang diberi nama Masjid Sultan.

Masjid ini dibangun oleh Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo, terletak di daerah kampung 19 Ilir Palembang.

Ketika Keraton Kuto Kecik dan Keraton Kuto Besak dihancurkan Belanda, ada dua bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam yang terakhir yang tidak ikut dihancurkan Belanda yakni Masjid Sultan dan Benteng Kuto Besak.

BACA JUGA:Daftar Gaji Pokok Honorer yang Baru Diangkat PPPK 2023, Belum Dipotong Pajak

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda masjid ini dirubah namanya menjadi Masjid Agung.

Karena melihat keagungan masjid ini dan nama itu masih digunakan hingga masa kemerdekaan sampai beberapa tahun terakhir ini masjid ini secara resmi diganti namanya oleh Yayasan Masjid Agung Palembang menjadi Masjid Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikramo.

Ada satu hal unik menurut cerita sejarah antara Masjid Sultan ini dengan Keraton Kuto Besak.

Yakni adanya akses jalan bawah tanah yang menghubungkan antara Masjid dengan Kraton yang khusus digunakan oleh Sultan ketika hendak Salat.

BACA JUGA:SIMAK! Pesan Jokowi Buat Guru Honorer yang Diangkat ASN PPPK 2023

Namun akses jalan tersebut belum pernah terbukti secara ilmiah melalui penelitian arekologi.

Kategori :