PALEMBANG, PALPRES.COM - Sebagai upaya melestarikan seni dan budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumatera Selatan melalui UPTD Taman Budaya Sriwijaya menggelar Festival Reog Ponorogo dan Kuda Lumping di Taman Budaya Sriwijaya, Sabtu 10 Desember 2022.
Festival pertama dan terbesar di Sumatera Selatan tersebut diikuti oleh puluhan grup pereog dan kuda lumping dari 17 Kabupaten/Kota di Sumsel yang akan memperebutkan Piala Gubernur Sumsel, H Herman Heru.
“Tidak hanya Sumsel, bahkan ada juga peserta dari Lampung dan Bengkulu. Pagelaran seni budaya ini digelar selama dua hari, 10-11 Desember 2022” ungkap Ketua Panitia Festival Reog Ponorogo dan Kuda Lumping, H Chandra Amprayadi.
Sementara itu, Kadisbudpar Sumsel, Dr H Aufa Syahrizal mengatakan reog merupakan sebuah seni pertunjukan yang memiliki nilai seni sekaligus nilai-nilai luhur. Oleh sebab itulah, dengan adanya pagelaran seni budaya ini dapat menumbuhkan rasa kecintaan dan ikut melestarikan budaya Reog Ponorogo.
BACA JUGA:Yuk Datang dan Ramaikan Festival Reog Ponorogo Pertama dan Terbesar di Sumsel, Cek Infonya Disini
Apalagi kesenian reog ponorogo dan kuda lumping ini cukup berkembang pesat di Sumsel. Untuk itulah, dengan adanya pagelaran ini seni budaya di Sumsel dapat semakin eksis dan dikenal masyarakat luas.
“Bukan hanga reog saja, namun semua komunitas paguyuban dapat kembali eksis dengan menampilkan seni budaya dari daerah-masing-masing, karena ini adalah wadah bagi seniman dan budayawan untuk eksis kembali,” terangnya.
Oleh sebab itulah, di tahun berikutnya pihaknya akan menjadikan festival reog ini menjadi event nasional.
“Insya Allah ke depan kita akan jadikan event ini secara nasional karena partisipasinya sangat besar. Ditambah lagi dengan adanya dukungan pakde Slamet Sumosuntono, tokoh budaya dari Reog Ponorogo ini,” ujarnya.
BACA JUGA:Warok, Kisah Kesatria Pembela Bangsa
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat menjaga dan melestarikan budaya yang ada Indonesia.
“Sumsel adalah miniaturnya Indonesia, karena kita 59 paguyuban dengan perbedaan adat dan suku tapi kita bisa bersatu melalui budaya. Lewat budaya-budaya inilah yang menjadikan kekuatan bagi Sumsel,” tukasnya.
Ditempat yang sama, Tokoh budaya reog dan kuda lumping, Slamet Sumosuntono mengapresiasi pagelaran seni budaya reog dan kuda lumping.
Dia berharap masyarakat Sumsel dapat bisa menjadi penggiat, pencinta dan sekaligus merasa memiliki terhadap kebudayaan serta ikut mempertahankannya.
BACA JUGA:Mantap! Kini Sumsel Miliki 44 Warisan Budaya Takbenda