Dengan ukuran tabung yang kompak tersebut sehingga dapat ditempatkan pada sisi sepeda motor tanpa mengurangi kenyamanan dalam berkendara.
Tabung compressed natural gas (CNG) terbuat dari material baja yang berstandar keselamatan tinggi.
BACA JUGA:Mulai 1 Januari 2023, BBM Jenis Bensin Resmi Dihapus, Alasannya Biar Hemat
Memiliki kapasitas 2.5 liter atau setara premium (lsp) yang mampu menyuplai bahan bakar hingga 100 km dalam sekali pengisian penuh.
Selain untuk penggunaan di sepeda motor, Haryo juga menjelaskan jika CNG ini juga akan diaplikasikan pada kendaraan lain, di antaranya kapal nelayan, kendaraan roda empat kecil serta truk.
Adapun penambahan konversi pada kendaraan roda empat, PGN memproyeksikan sebanyak 1000 truk serta bus dan 18.000 kendaraan kecil.
Hal ini sejalan dengan wujud nyata di mana BBG telah digunakan oleh kendaraan seperti taksi, bajaj, dan bus Trans Semarang.
BACA JUGA: Harga BBM Hari Ini di Sumsel, Pertalite Rp10.000, Pertamax Rp14.200
Sedangkan target untuk pengamplikasian pada kapal nelayan akan dilakukan konversi 6,71 BBTUD untuk 30.000 unit perahu nelayan.
Program ini untuk nelayan diskemakan menggunakan Gaslink Cylinder yang berkapasitas 4.2 lsp.
Dengan standar keselamatan tinggi, mendukung daya jelajah hingga 50 km pada mode operasi Dual Diesel Fuel (DDF) 50 persen untuk 1 hari berlayar.
Sama halnya dengan CNG untuk sepeda motor, CNG untuk kapal nelayan berkomposisi metana beroktan tinggi sehingga memberi manfaat performa mesin yang baik dan ramah lingkungan.
Selain itu, memberi potensi penghematan bahan bakar hingga 30 persen setara Rp 7,2 juta per tahun (konsumsi 10 liter BBM solar per hari).
“Kebutuhan pasokan gas untuk BBG transportasi kurang lebih 40 BBTUD di tahun 2027. Sedangkan penggunaannya, diperkirakan meningkat hingga 410 juta LSP. Dampak lanjutannya, akan menghemat APBN untuk mengurangi BBM subsidi hingga Rp 1,25 T per tahun dengan asumsi subsidi BBM sebesar 3000 rupiah per liter,” ungkap Haryo.
Dalam mendukung program Pertalite diganti CNG tersebut, pihak Pertamina akan memanfaatkan SPBG milik Pertamina, yang dibangun menggunakan dana mandiri dan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara).