Hampir 100% penduduk Semendo hidup dari hasil pertanian, yang masih diolah dengan cara tradisional.
Lahan pertanian di daerah ini cukup subur, karena berada kurang lebih 900 meter di atas permukaan laut.
Ada dua komoditi utama dari daerah ini : kopi jenis robusta dengan jumlah produksi mencapai 300 ton per tahunnya, dan padi, dimana daerah ini termasuk salah satu lumbung padi untuk daerah Sumatera Selatan.
Adat istiadat serta kebudayaan daerah ini sangat dipengaruhi oleh nafas keIslaman yang sangat kuat.
BACA JUGA:10 Destinasi Wisata Andalan Kabupaten Musi Rawas, Wajib Dikunjungi Saat Liburan Akhir Tahun
Mulai dari musik rebana, lagu-lagu daerah dan tari-tarian sangat dipengaruhi oleh budaya melayu Islam.
Bahasa yang digunakan dalam pergaulan sehari-hari adalah bahasa Semendo.
Setiap kata pada setiap bahasa ini umumnya berakhiran "e."
5. Suku Lintang
Kawasan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Selatan merupakan tempat tinggal suku Lintang, diapit oleh suku Pasemah dan Rejang.
BACA JUGA:Mengenal Lagu Daerah Musi Banyuasin ‘Serasan Sekate’
Suku Lintang merupakan salah satu suku Melayu yang tinggal di sepanjang tepi sungai Musi di Provinsi Sumatera Selatan.
Suku Lintang adalah salah satu suku yang terdapat pada Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Lahat.
Masyarakat suku Lintang percaya bahwa mereka adalah keturunan dari puyang si Betulah dan si Betulai bersaudara, yang merupakan anak dari Serunting Sakti atau Puyang Sipahit Lidah yang ceritanya banyak menjadi cerita rakyat masyarakat Sumatera bagian selatan
Suku Melayu Lintang hidup dari bercocok tanam yang menghasilkan : kopi, beras, kemiri, karet dan sayur-sayuran.
BACA JUGA:3 Masjid Peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam, Begini Sejarahnya