Ditemukan 'Kerajaan yang Hilang' Berusia 2.000 Tahun di Guatemala, Ada Lapangan Bola

Senin 26-12-2022,13:51 WIB
Reporter : Timo
Editor : Timo

Suku Maya kuno tidak memiliki satu pemimpin terpusat seperti raja atau kaisar di Roma kuno. 

Mereka juga tidak bersatu menjadi satu negara. 

Sebaliknya, peradaban suku Maya kuno terdiri dari banyak negara kecil dan berpusat di sekitar kota. 

Dalam peradaban suku Maya, beberapa pemimpin lebih kuat daripada yang lain, meskipun masing-masing dari mereka memiliki kesamaan dalam bidang budaya dan agama. 

Para ahli mengatakan bahwa tidak ada keruntuhan tunggal untuk pemerintahan Suku Maya. 

Namun, sejumlah kota memiliki periode pemerintahan yang naik dan turun dan berbeda satu sama lain dalam periode tahun 800-1000 M.

Misalnya di Mesoamerika Selatan, yang sekarang disebut dengan Guatemala. 

Mereka menurun pada abad kedelapan dan kesembilan karena adanya masalah lingkungan dan gejolak politik. 

Ditambah lagi dengan meningkatnya populasi di sejumlah daerah lain seperti di Chichén Itzá. 

Ketika Chichén Itzá menurun karena kekeringan yang panjang selama abad ke-11, Semenanjung Yucatán lainnya yang disebut Mayapán mulai berkembang. 

Chichén Itzá adalah situs peradaban suku Maya di Semenanjung Yucatán, yang sekarang disebut Meksiko. 

"Mayapan memiliki penguasa, pendeta, ratusan buku hieroglif agama, astronomi yang kompleks dan jajaran dewa," kata Marilyn Masson, seorang Profesor dan Ketua Antropologi di University at Albany, State University of New York. 

Lantas, mengapa peradaban Suku Maya runtuh? 

Penyebabnya adalah karena campuran masalah politik dan lingkungan.

Kedua hal ini paling sering menjadi kambing hitam atas kemunduran kota-kota Maya. 

Selain itu, analisis struktur batuan goa, seperti stalaktit dan stalagmit menunjukkan bahwa beberapa wilayah di Mesoamerika Selatan mengalami kekeringan parah antara tahun 800 - 930 M. 

Kategori :