"Pertanyaan yang ada, pastinya berdasarkan kondisi sebenarnya penduduk tersebut, tidak dibuat-buat ataupun istilah tembak pucuk motor," sebutnya.
Ia menjelaskan, bantuan yang dialokasikan memang diserahkan kepada warga, sesuai dengan laporan data yang disampaikan secara online dan terbaca.
"Kita tidak bisa lagi memanipulasi data maupun keadaan rakyat, semuanya diisi mengikuti petunjuk pada aplikasi dituangkan dalam kuisioner," tegas Leni Marlina.
Dilain pihak, Camat Kikim Selatan, Hermansyah HB SE mengemukakan, apapun program kerja maupun aplikasi yang mempermudah proses monitoring terhadap sebuah desa, pastinya akan dipercepat penyalurannya.
BACA JUGA:Pemdes Jagabaya Sembelih Enam Ekor Kambing
"Dengan catatan, data yang ada tidak diisi secara asal-asalan, atau asal bapak senang (ABS) itu sama saja mempermainkan laporan ke atas," ulasnya.
Ia meminta, kepada seluruh kades memang bekerja sesuai apa yang ada di lapangan, jangan dikurangi ataupun ditambahi apa adanya.
"Dikhawatirkan akan ada temuan di kemudian hari, kemudian desa bersangkutan tidak mendapatkan sentuhan bantuan lagi sama sekali, jawab sebenar-benarnya maka akan membuat desa semakin baik dan terdepan," harap Hermansyah HB.