SINGKAWANG, PALPRES.COM – Kota Singkawang merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat yang dikenal sebagai kota paling toleran.
Dimana, di kota tersebut terdapat masjid dan Wihara yang berdampingan, yang disebut masyarakat setempat sebagai simbol kerukunan beragama antar umat beragama di Kota Singkawang.
Kota Singkawang memang dikenal sebagai kota yang memiliki kerukunan antar umat beragama yang sangat tinggi.
Dimana penduduknya mayoritas Tionghoa, Dayak, dan Melayu, sehingga sering disingkat menjadi Tidayu, hidup berdampingan dengan rukun dan damai.
BACA JUGA:Sektor Pariwisata Mulai Menggeliat, 2 Daerah Ini Banyak Didatangi Wisatawan
Kota yang dikenal dengan Kota Seribu Kelenteng ini, pernah dinobatkan sebagai Kota paling Toleran di Indonesia pada tahun 2018 oleh Setara Institute, hal ini karena kehidupan harmonis masyarakat Kota Singkawang yang majemuk.
Salah satu wujud tingginya tingkat toleransi beragama di Kota Singkawang adalah keberadaan Vihara Tri Dharma Bumi Raya yang dikenal dengan sebutan Pekong Toa yang konon telah berusia 200 tahun, yang berseberangan dengan Masjid Raya yang merupakan mesjid terbesar yang telah berdiri sejak tahun 1885 di Kota Amoy.
Kota Singkawang merupakan tempat tinggal etnis Tionghoa terbesar di Indonesia. Nama Singkawang sendiri berasal dari kata San Kew Jong, yang artinya kota di kaki gunung, tapi dekat dengan muara laut.
Banyak julukan yang melekat di Singkawang, mulai dari Kota Amoi, Kota Seribu Kelenteng, hingga Hong Kong van Borneo.
BACA JUGA:Oh! Seperti ini History Terbentuknya Destinasi Wisata Green Think Subang dan Lokasinya
Selain tingginya tingkat toleransi, berikut 10 fakta menarik Kota Singkawang yang dikutip Palpres.com dari Kemenparekraf.
1. Destinasi Cap Go Meh
Perayaan Cap Go Meh di Singkawang seakan menjadi salah satu festival paling ditunggu-tunggu, dan selalu berhasil menarik perhatian para wisatawan, baik mancanegara maupun nusantara. Cap Go Meh di Singkawang biasanya diadakan untuk menutup rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek, tepatnya pada hari ke-15 setelah Imlek.
Menjelang Cap Go Meh, biasanya dimeriahkan dengan beberapa acara. Mulai dari pawai lampion, hingga pemberkatan tatung di wihara-wihara. Tujuannya untuk membersihkan kota dari roh-roh jahat, agar masyarakat Singkawang selalu diberkati sepanjang tahun.
2. Masjid dan Wihara Berdampingan