OKU, PALPRES.COM – Petani sawit yang ada di Kabupaten OKU, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengeluhkan kesulitan dalam mendapatkan bibit sawit bersertifikat, pupuk subsidi dan harga penjualan sawit yang rendah.
3 keluhan itu yang saat ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah serta intansi terkait.
Khususnya dari Himpunan Tani Milenial (HITMI) Sumatera Selatan (Sumsel) dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) OKU, sehingga digelarnya Forum Group Discussion (FGD) dengan tema Membentuk Petani yang Mandiri, Inovatif dan berjiwa enterpreneurship di Aula rumah dinas Bupati OKU, Sabtu 11 Maret 2023.
Tidak hanya menggelar FGD, kegiatan ini juga dilakukan sosialisasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel terutama saat musim kemarau.
BACA JUGA:10 Rekomendasi Universitas dengan Fakultas Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi THE WUR 2022
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel, Ir Agus Darwa Msi mendukung dan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan karena perhatiannya dibidang pertanian secara umum.
“Tidak hanya senior maupun orang tua, tapi kaum muda atau kaum melenial sekarang ini kita melihat juga ikut menyoroti persoalan pertanian yang tujuan untuk meningkatkan produksi hasil pertanian,"kata Agus Darwa kepada wartawan usai menghadiri FGD.
Pihaknya berharap dengan adanya perhatian dari kaum milenial ini perpanjangan tangan dalam arti yang luas. dimana kaum milenial yang tergabung dalam HITMI ini dapat membantu menghidupkan kembali dan menguatkan kembali aktivitas pertanian di daerah masing-masing.
"Tidak hanya itu kita juga berharap bisa memulihkan kondisi yang selama ini sudah agak menurun, baik itu menurun kualitas tanah, tanaman, bibit dan produksi hasil tanamnya inilah harus dilakukan para kaum milenial di HITMI," tambahnya.
BACA JUGA:Koin Rp1.000 Kelapa Sawit Masih Berlaku, Ternyata Harga Jualnya Hanya Segini
Selain itu, kata Agus para kaum milenial di HITMI juga diharapkan dapat membantu proses percepatan semua aktivitas pertanian sebagai perpanjangan tangan dunia pertanian secara luas termasuk peternakan, perkebunan, perikanan yang semuanya berkaitan dengan pangan.
“Kita juga melihat peranan kaum milenial juga bisa mengajak para petani untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pengetahuannya kemampuan dan skilnya salah satunya melalui FGD yang dilaksanakan hari ini ataupun pelatihan pelatihan lainnya,” aku dia.
Sehingga apapun itu yang bergerak dibidang pertanian baik secara ilmu dan logika dapat diterima serta bermanfaat. Baik antara infac dan benefitnya ada dengan tujuan meningkatkan produksi, meningkatkan pendapatan dan pencapaian kesejahteraan.