LAHAT, PALPRES.COM - Seandainya pekebun kopi banyak stok hasil panen, dapat dipastikan harga jual sangatlah tinggi, yang mana kisaran diangka Rp 26.000 hingga Rp 27.000 perkilogram.
Hanya saja, buah yang favorit setiap pagi diseduh menggunakan cangkir tidak banyak panen.
Yasmin pekebun kopi asal Lawang Agung, Kecamatan Mulak Ulu menerangkan, buah kopi tahun ini sangat sedikit sekali panen, hanya 5-6 karung saja.
"Alhamdulillah, tapi kopi yang panen tidak sebanyak tahun sebelumnya, untuk harga jualnya sendiri sangat tinggi," ungkapnya, Senin 17 April 2023.
BACA JUGA:Masjid Al Hidayah Bisa Menjadi Percontohan Program 'MARASE'
Kemungkinan, sambung dirinya, disebabkan faktor cuaca yang awal tahun intensitasnya tinggi, sehingga mempengaruhi terhadap jumlah produksi.
"Inilah penyebabnya, sedangkan kopi ini tanaman memerlukan kondisi suhu yang sedang-sedang saja, tidak terlampau banyak curah hujan," terang Yasmin.
Senada, Parlin pekebun lainnya, dirinya menambahkan, biasanya setiap tahun sekali panen dapat menghasilkan 2.000 ton biji kering.
"Tapi kali ini, jauh berbeda hanya mampu 500 kilogram saja, oleh karena itulah, dijual untuk kebutuhan sehari-hari," ulasnya.
BACA JUGA:Ibu-Ibu di Lahat Mengeluh! Harga Daging Sapi Tembus Rp150.000/Kilogram
Justru ini, lanjut dia, sangat berdampak pada perekonomian rakyat yang mayoritas mata pencaharian penduduk dari hasil berkebun.
"Itulah makanya walaupun harga jualnya tinggi, tetapi kopi yang dihasilkannya tidak sesuai dengan tahun-tahun sebelumnya," papar Parlin.
Parlin berharap, pada tahun berikutnya kopi yang dihasilkan akan lebih baik, sehingga roda perekonomian masyarakat berjalan sebagaimana mestinya.
"Oleh karena itulah, kami inginkan harga dipasaran dapat stabil sehingga pekebun disini pun sedikit senang dan bahagia," ucapnya sumringah. *