EMPAT LAWANG, PALEMBANG EKSPRES.COM- Inovasi yang dilakukan Pondok Pesantren (Ponpes) Abu Bakar Ash-Shiddiq, yang berada di Desa Lampar Baru, Kecamatan Tebing Tingi, Kabupaten Empat Lawang, bisa menjadi percontohan dalam memanfaatkan lahan dan menghasilkan produksi pangan, ponpes ini memiliki taman agrowisata atau perkebunan yang cukup luas.
Ustdz Amir, Pengasuh Pondok Pesantren Abu Bakar Ash-Shiddiq mengatakan, di pondok pesantren ini ada 3 hektar lahan yang dimanfaatkan untum taman agrowisata ini.
“Kami menanami lahan dengan sayur mayur, seperti sayur bayam, kacang panjang, sawi dan jenis sayuran lainnya,” katanya.
Menurutnya, dari 3 hektar lahan untuk argowisata tersebut, 2 hektar lahan khusus untuk tanaman jagung. Karena jagung pur termasuk tanaman yang gampang hidup dan mudah untuk dipasarkan.
BACA JUGA:Mau Beli Hewan Kurban Dari Luar Daerah, Ini Imbauan Dispertanikan Muratara
"Jagung gampang hidup dan cukup mudah perawatannya. Selain itu cukup mudah pula dijual," ucap dia.
Dari lahan yang dimiliki, lanjut dia pondok pesantren bisa memenuhi kebutuhan sayur sendiri. Bahkan, bisa membantau kebutuhan warga sekitar juga.
Senada diungkapkan oleh Ust Amsir selaku pengurus pondok pesantren Abu Bakar Ash-Shiddiq bahwa ada 3 hektar tanah yang dimanfaatkan untuk berkebun.
"Isi dari kebun di pondok pesantren Abu Bakar Ash-Shiddiq yaitu sayur mayur seperti sayur bayam, kacang panjang, dan ada juga tanaman jagung Pur," jelasnya.
BACA JUGA:Jalan Bagus di Desa Rejo Mulyo Hanya Hayalan Anak-Anak Sekolah Saja, Ini Buktinya
Dari 3 hektar tanah tersebut, 2 hektar khusus untuk tanam jagung Pur, karena jagung Pur termasuk tanaman yang gampang hidup dan mudah untuk di pasarkan.
"Jagung Pur sangat mudah ditanam dan hasil dari panen juga langsung bisa di jual kepasar ataupun masyarakat datang langsung kelokasi untuk panen sendiri,"katanya.
Untuk diketahui juga selain memiliki taman argowisata, Pondok Pesantren Abu Bakar Ash-Shiddiq juga memiliki Masjid terbesar dan termegah di Kecamatan Tebing Tinggi, bahkan di Kabupaten Empat Lawang. KOE