2 Macam Oleh-oleh yang Wajib Anda Bawa Pulang dari Lubuklinggau

Sabtu 24-06-2023,15:34 WIB
Reporter : Fran Kurniawan
Editor : Fran Kurniawan

LUBUKLINGGAU, PALPRES.COM- Bagi anda yang berkunjung ke Kota Lubuklinggau, Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), kurang lengkap rasanya jika tidak membawa 3 macam oleh-oleh untuk dibawa pulang ke rumah. 

Namun sebelum membahas 3 macam oleh-oleh tersebut, ada baiknya kita mengenal tentang Kota Lubuklinggau.

Kota Lubuklinggau merupakan salah satu kota dari 17 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Berdasarkan sejumlah plat form media mass di online, daerah yang terletak di ujung barat Provinsi Sumsel ini memiliki populasi pada tahun 2022 sebanyak 240,238 ribu jiwa, yang terletak pada posisi antara 102 º 40' 0” - 103 º 0' 0” bujur timur dan 3 º 4' 10” - 3 º 22' 30” lintang selatan, dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Rejang Lebong, Provisi Bengkulu.

BACA JUGA:Berdesain ala Hawai, Ini Rekomendasi 5 Hotel Terbaik di Kota Palembang, Bikin Liburanmu Lebih Berkesan

Kota Lubuklinggau merupakan daerah pemekaran dari Kabupaten Musi Rawas (Mura) dan status kota untuk Lubuklinggau diberikan melalui Undang-Undang Nomor 7 tahun 2001.

Kemudian berdasarkan UU diatas, Kota Lubuklinggau memiliki luas wilayah 401,50 Km atau 40.150 Ha yang meliputi 8 wilayah kecamatan dan 72 kelurahan. Kota Lubuklinggau adalah suatu kota setingkat kabupaten paling barat wilayah provinsi sumatera selatan yang terletak pada posisi antara 102 º 40' 0” - 103 º 0' 0” bujur timur dan 3 º 4' 10” - 3 º 22' 30” lintang selatan.

Pada waktu Clash I tahun 1947, Lubuklinggau dijadikan Ibu kota Pemerintahan Provinsi Sumatra Bagian Selatan, lalu pada tahun 1948 Lubuklinggau menjadi Ibu kota Kabupaten Musi Ulu Rawas dan tetap sebagai Ibu kota Keresidenan Palembang.

Sementara itu berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 1956 Lubuklinggau menjadi Ibu kota Daerah Swatantra Tingkat II Musi Rawas, selanjutnya pada tahun 1981 dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tanggal 30 Oktober 1981 Lubuklinggau ditetapkan statusnya sebagai Kota Administratif. 

BACA JUGA:Polres Muba Amankan 4 Tersangka dari 2 Lokasi Penyulingan Minyak Terbakar! Ini Wajah-Wajahnya

Lalu pada tahun 2001 dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2001 tanggal 21 Juni 2001 Lubuklinggau statusnya ditingkatkan menjadi Kota. Pada tanggal 17 Oktober 2001 Kota Lubuklinggau diresmikan menjadi Daerah Otonom.

Seiring perkembangan Lubuklinggau menuju Kota Metropolis Madani, sejumlah nama pejabat Polri pernah menjabat sebagai Kapolres di Bumi Sebiduk Semare.

Untuk menuju Kota Lubuklinggau bisa menggunakan jalur darat dengan menggunakan travel dan kereta api dengan tujuan Palembang-Lubuklinggau. 

Jika menggunakan kereta perjalanan ditempuh sekitar 6 jam 45 menit dengan jarak 330 kilometer, dan jika menggunakan travel perjalanan darat ditempuh sekitar 7 sampai 8 jam melalui jalur Palembang-Sekayu-Lubuklinggau.

BACA JUGA:Kenapa Perubahan Iklim Jadi Isu Sentral Wisuda ke-85 UIN Raden Fatah? Pesan Rektor Begitu Memotivasi

Selain itu bisa juga memilih jalur udara dengan menggunakan pesawat terbang dengan tujuan Jakarta - Lubuklinggau dan akan mendarat di Bandara Silampari. 

Nah dua oleh-oleh yang wajib dibawa jika berkunjung ke Kota Lubuklinggau adalah alpukat dan gula batok, kerana memang daerah ini terkenal kedua oleh-oleh tersebut dibandingkan   dengan buah alpukat karena berbeda dibandingkan dari daerah lain. 

Menurut penuturan masyarakat, buah alpukat asal Lubuklinggau mempunyai kekhasan berupa daging tebal, panjang, berwana hijau mengkilap dan biasa disebut dengan buah alpukat mentega, karena dagingnya berwarna kuning seperti mentega. 

Selain itu ada juga buah alpukat madu yang berwarna kuning, berdaging tebal, besar dengan rasa yang manis.

BACA JUGA:Cek Saldo BPNT Tahap 3 Rp400.000, Bank Mandiri dan BRI Mulai Pencairan di Daerah Ini

Penjual buah alpukat di Kota Lubuklinggau cukup mudah ditemui di depan stasiun kereta api, dimana disini kita akan mendapati   lapak-lapak penjual alpukat. 

Salah satu pedagang alpukat, Yani mengaku penjualannya semakin meningkat di masa musim liburan sekolah dan adanya even di Kota Lubuklinggau. 

Alpukat yang dijual di lapaknya berasal dari Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas.

Menurutnya, harga jual buah alpukat tergantung dari kondisi dan ukuran buahnya, mulai dari Rp10.000 perkilogram sampai Rp50.000 perkilogram.

BACA JUGA:2 tahun Vakum, See You in My 19th Life Drama Terbaru Shin Hye Sun yang Diangkat dari Webtoon tayang Juni 2023

“Tergantung besar dan kecilnya buah alpukat kak, semakin besar buahnya maka harganya pun semakin mahal, biasanya kami mengambil alpukat dari daerah Mirasi, Petanang, Marga Mulya dan Jukung, kalua sedang ramai bisa menjual alpukat sampai 100 kilogram perhari, tapi kalau lagi sepi sekitar 20 kilogram perhari,” katanya.

2. Gula Batok

Oleh-oleh dari Kota Lubuklinggau selanjutnya yang wajib dibawa pulang adalah gula batok, sebagai salah satu bahan utama membuat cuko empek-empek.

Gula batok khas Lubuklinggau sangat terkenal di kalangan para pembuat pempek karena kualitas terbaik, sehingga pada saat membuat cuko yang dihasilkan lebih kental dan manis.

BACA JUGA:2 Benda Bernilai Sejarah yang Dihibahkan ke Museum Subkoss Lubuklinggau, Nomor 1 Ditemukan Dekat Kandang Ayam

Apalagi gula batok khas Lubuklinggau terkenal bersih, tidak ada ampas, warnanya tidak hitam dan tidak pahit. 

"Kalau gula batok harganya sekitar Rp20.000 sampai Rp25.000 per kilogram, biasanya kami mengambil dari pembuat gula batok di Tanjung Sanai dan Padang Ulak Tanding,” bebernya.

Yani mengaku, pesanan alpukat dan gula batok juga dilakukan secara online, dia memanfaatkan media sosial untuk menawarkan dagangannya.

“Kalau jualan secara konvensional sekarang ini agak susah, jadi kami juga berjualan secara online, pesanan alpukat perminggu melalui media online bisa mencapai 120-130 perkilogram,” pungkasnya. (frs)

 

Kategori :